kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengakuan Polisi Menyetor Pungutan Tambang Ilegal Miliaran Sita Perhatian Mahfud MD


Senin, 07 November 2022 / 21:27 WIB
Pengakuan Polisi Menyetor Pungutan Tambang Ilegal Miliaran Sita Perhatian Mahfud MD
ILUSTRASI. Menko Polhukam Mahfud Md memberi keterangan kepada media di Istana Negara, Jumat (14/10).


Reporter: kompas.com | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus video viral seorang mantan anggota polisi bernama Ismail Bolong yang mengaku memberikan setoran duit hasil pungutan tambang ilegal kepada salah seorang jenderal kepolisian, menarik perhatian Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. 

Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan akan melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pengakuan mantan polisi, Ismail Bolong. 

Seperti kita ketahui dalam sebuah video yang beredar, Ismail sebelumnya mengaku pernah menyetorkan uang Rp 6 miliar ke salah satu pejabat kepolisian. Setoran diberikan terkait tambang ilegal. 

Baca Juga: Pelaku Usaha Dorong Penertiban Tambang Ilegal

Atas peristiwa ini, Mahfud mengatakan akan bekerja sama dengan KPK untuk membongkar modus korupsi di berbagai sektor, salah satunya pertambangan ilegal seperti itu. 

"Nanti saya akan koordinasi dengan KPK untuk membuka file tentang modus korupsi dan mafia di pertambangan, perikanan, kehutanan, pangan, dan lain-lain,” kata Mahfud dalam pesan tertulisnya, Minggu (6/11/2022) dikutip dari Kompas.id. 

Mahfud menuturkan, koordinasi dengan KPK akan tetap dilakukan meskipun Ismail mengaku memberikan pernyataan itu di bawah tekanan pejabat petinggi Polri lainnya. 

Mereka yang disebut memberikan tekanan adalah mantan anak buah eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, berinisial HK. 

Baca Juga: Video Viral Setoran Pengepul Batubara Kepada Pejabat Polri, Ini Penjelasan Polda

HK diketahui pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Propam Polri dengan pangkat Brigadir Jenderal. 

Mahfud mengatakan, isu perang bintang atau gesekan antar jenderal di korps Bhayangkara harus segera dituntaskan. 

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, saat ini perselisihan antar jenderal di kepolisian saling membuka kartu. 

"Isu ’perang bintang’ terus menyeruak. Dalam ’perang’ ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengakar masalahnya,” kata Mahfud. 

Mahfud menilai, pengakuan Ismail telah menyetorkan uang Rp 6 miliar ke Komjen AA ganjil. 

Sebab, tidak berselang lama setelah memberikan pernyataan itu, Ismail meminta pensiun dini dari Polri. 

Ismail disebut memberikan pernyataan dalam video itu pada Februari 2022. Ia kemudian dinyatakan berhenti dari Polri pada 1 Juli 2022. 

Baca Juga: Harga Batubara yang Solid Membawa Berkah Bagi Emiten Sektor Pertambangan

Pensiun dini ini terkonfirmasi dalam surat Pemberhentian Dengan Hormat dari Dinas Polri Nomor kep/308/IV/2022 yang ditandatangani Kapolda Kaltim Irjen Imam Sugianto pada 29 April 2022. 

"Aneh, ya. Namun, isu mafia tambang memang meluas dengan segala backing-backing-nya,” tutur Mahfud. 

Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar di media sosial Ismail mengaku menjadi pengepul batubara ilegal di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. 

Saat itu, ia menjabat sebagai Satuan Intelijen dan keamanan (Sat Intelkam) Kepolisian Resor Samarinda. Ismail mengaku menyetor uang Rp 6 miliar dalam tiga tahap, yakni September, Oktober, dan November 2021. 

Uang itu bersumber dari penjualan batubara yang dikumpulkan sekitar Rp 5 miliar - Rp 10 miliar per bulan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Perkara Ismail Bolong, Mahfud Akan Koordinasi dengan KPK", Klik untuk baca:  https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/13214101/soal-perkara-ismail-bolong-mahfud-akan-koordinasi-dengan-kpk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×