Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menginventarisasi kerusakan pada bus-bus baru.
Basuki mengaku akan mengandalkan tim ahli yang digandeng Inspektorat untuk membuktikan, apa kerusakan itu akibat ketidaksesuaian spesifikasi bus atau tidak.
Dalam isi kontrak kerja antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan pemenang tender, disebutkan bahwa bus-bus yang didatangkan, bertaraf internasional. Yang mesti dibuktikan oleh tim ahli, yakni apakah bus baru yang diketahui dari Cina dengan lisensi Australia, termasuk dalam taraf internasional atau tidak.
"Ini mesti pembuktian ahlinya. Mesti ada perdebatan di sana," ujar Basuki di Balai Kota Jakarta, Senin (17/2/2014) pagi.
Jika tim ahli menyimpulkan bus baru itu bertaraf internasional, Basuki mengaku tidak bakal menyerah. Basuki akan menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit proses tender bus itu.
Adapun temuan kerusakan itu bakal menjadi bekal untuk laporan ke aparat penegak hukum. Bisa di Kepolisian atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Nanti penegak hukum bisa tafsir kasus itu bermacam-macam. Ini kita lakukan supaya ada efek jera," kata Basuki.
Basuki mengaku kasus bus berkarat telah menghambat program pengadaan bus tahun 2014. Namun, Ahok mengaku tidak ada soal.
Menurut Basuki, lebih baik telat sedikit, namun bus yang didatangkan berkualitas baik daripada terburu-buru, namun yang terjadi malah tidak sesuai harapan.
Basuki menyatakan, Pemprov DKI Jakarta bakal merampungkan Electronic Catalog dan Electronic Purchasing demi pengadaan barang dan jasa. Dengan begitu dia dapat leluasa secara terbuka menentukan spesifikasi apa yang dikehendaki.
"Kita juga bisa masukkan, oh perusahaan ini. Busnya sudah dipakai di beberapa negara. Kita terus bisa masukin," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, 5 dari 90 bus Transjakarta dan 10 dari 18 BKTB-semuanya bus baru-mengalami kerusakan pada komponennya. Banyak komponen berkarat, berjamur dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut.
Bahkan, ada bus yang tidak dilengkapi dengan fanbelt. Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah unit bus usai diluncurkan Jokowi, beberapa waktu lalu. Banyak mesin bus yang cepat panas, mesin sulit dinyalakan, proses kelistrikan sulit karena korosi di kepala aki.
Setelah diusut, rupanya ditemukan juga kejanggalan dalam proses pengadaan bus. Pihak yang mendatangkan bus, yakni PT San Abadi, bukan pemenang tender. Terungkap bahwa PT San Abadi merupakan subkontrak PT Saptaguna Dayaprima, satu dari lima pemenang tender.
Hal ini dipertanyakan, mengingat situasi demikian memungkinkan adanya mark up anggaran. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News