kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah tukar SUN tenor pendek dengan FR0058


Selasa, 31 Juli 2012 / 22:15 WIB
Pemerintah tukar SUN tenor pendek dengan FR0058
ILUSTRASI. Hasil Euro 2020 Belgia vs Italia: Tekuk Setan Merah 1-2, Gli Azzurri ke semifinal


Reporter: Narita Indrastiti |

JAKARTA. Pemerintah mengadakan lelang Surat Utang Negara dengan cara penukaran (debt switch), Selasa (31/9). Kali ini seri yang dapat ditukar adalah seri-seri Obligasi Negara yang jatuh tempo pada periode tahun 2012-2017.

Obligasi tenor pendek tersebut ditukar dengan seri FRO058 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2032 dengan tingkat kupon sebesar 8,25%. Harga penawaran seri FRO058 ini sebesar 120% dengan bunga berjalan per unit Rp 11.045.

Lelang yang dilakukan melalui MOFiDS (Ministry of Finance Dealing System) trading platform itu dilakukan untuk mengurangi risiko refinancing surat utang pemerintah. Dalam lelang tersebut, peserta lelang menawarkan 20 seri Obligasi Negara dari 23 seri Obligasi Negara yang ditawarkan pemerintah. Dari hasil lelang, penawaran yang masuk cukup agresif sebesar Rp 9,028 triliun. Namun pemerintah hanya memenangkan Rp 4,978 triliun.

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), volume penawaran minimum ditetapkan Rp 1 miliar atau 1.000 unit. Dari hasil penawaran, seri terbanyak yang ditawarkan investor adalah seri VR0019 yang jauh tempo pada 25 Desember 2014. Penawaran seri itu mencapai Rp 2,31 triliun.

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi NC Securities mengatakan, hasil penawaran yang masuk, mengindikasikan minat investor terhadap obligasi jangka panjang cukup besar. Artinya investor juga melihat prospek surat utang masih bagus. I Made juga bilang, beragamnya seri yang ditawarkan investor cukup bagus dan beragam.

"Dari hasil penawaran terlihat investor antusias dan berani mencari tenor panjang. Artinya mereka semakin percaya," ujarnya.

Menurutnya, debt switching dilakukan pemerintah sebagai salah satu cara pengelolaan portofolio. Pemerintah yang tadinya memiliki kewajiban membayar utang dalam waktu dekat dapat memundurkan waktu pembayaran utangnya karena penukaran tersebut. Tentu saja keuntungannya, harga obligasi pemerintah tenor panjang bisa lebih stabil.

Dari seri yang ditawarkan, ada beberapa obligasi yang tidak dimenangkan karena harga penawarannya cukup tinggi. Jumlah yang dimenangkan pemerintah pun memperlihatkan pemerintah tidak terlalu agresif menukar obligasi tersebut dan menyerap sesuai dengan kebutuhan.

"Harga yang ditawarkan investor juga cukup kompetitif. Nanti dampaknya di pasar sekunder akan cukup bagus," ujarnya.

Saat ini obligasi negara seri FR0058 sempat menyentuh harga 119,75. Dengan debt switch tersebut, I Made memprediksi harga tersebut bisa stabil di level 120.

Dalam pengelolaan portofolio, pemerintah memang memiliki beragam cara seperti buyback debt switch atau melakukan penerbitan utang baru.

Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, penerbitan obligasi baru sejatinya akan lebih murah bagi pemerintah. Pasalnya dengan metode debt switch semacam ini, pemerintah menggunakan kupon lama dengan imbal hasil sesuai dengan pasar sekunder. Sementara penerbitan obligasi baru bisa dilakukan untuk membayar utang jatuh tempo tersebut.

"Pemerintah tidak punya uang lagi untuk bayar utang jangka pendek, makanya ditukar. Padahal kalau mau menerbitkan seri baru untuk refinancing, akan lebih murah," ujarnya.

Namun, pemerintah sendiri dinilai sudah cukup tepat mendorong likuiditas di pasar sekunder dengan mekanisme debt switch. Keuntungannya bagi investor, imbal hasil yang diperoleh akan semakin tinggi. "Jadi mereka memiliki investasi baru,' katanya.

Direktur Surat Utang Negara DJPU, Kementerian Keuangan Loto S. Ginting sebelumnya mengatakan, buyback tersebut dilakukan bukan karena kondisi pasar obligasi yang kurang optimistis, melainkan karena pemerintah perlu melakukan pengelolaan kembali portofolio surat utang negara. "Ini upaya manajemen portofolio saja, " tandasnya.

Belum lama ini, pemerintah juga melakukan pembelian kembali Obligasi Negara dengan menukar obligasi tenor pendek dengan seri FR0059 bertenor 15 tahun. Penawaran yang masuk saat itu sebesar Rp 10,883 triliun dan dimenangkan Rp 5,455 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×