kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemerintah Tawarkan 21 Proyek Infrastruktur Hijau di Hadapan Investor Indo-Pasifik


Kamis, 06 Juni 2024 / 13:22 WIB
Pemerintah Tawarkan 21 Proyek Infrastruktur Hijau di Hadapan Investor Indo-Pasifik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ajang Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) Clean Economy Investor Forum 2024 yang berlangsung di Singapura, Kamis (6/6).


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menawarkan 21 proyek infrastruktur hijau berkelanjutan sebagai peluang investasi yang potensial. Hal ini diungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ajang Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) Clean Economy Investor Forum 2024 yang berlangsung di Singapura, Kamis (6/6).

Menko Airlangga menyebutkan dari total 21 proyek yang ditawarkan, 19 proyek di antaranya merupakan pipeline projects.

"Dua proyek sudah dalam kategori siap yakni Green Refinery Cilacap dengan nilai sebesar US$ 860 juta serta Green Refinery Plaju Sumatra Selatan yang juga bernilai US$ 860 juta," kata Menko Airlangga dalam keterangan resminya, Kamis (6/6).

Baca Juga: Nilai Investasi Pembangunan IKN Capai Rp 51,35 Triliun

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia juga telah membangun strategi untuk mendukung investasi hijau melalui sejumlah alternatif pembiayaan seperti green bond, green sukuk, green taxonomy, dan carbon pricing. 

Indonesia juga melakukan kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan pendanaan sebesar US$ 20 miliar.

“Bagi Indonesia, target pendanaan investasi yang dibutuhkan bagi Enhanced Nationally Determined Contribution Indonesia mencapai sekitar US$ 281 miliar. Terkait dengan pencapaian net zero emission hingga tahun 2060, Indonesia membutuhkan sekitar US$ 1,1 triliun,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga melakukan kerja sama melalui skema ASEAN Zero Emission Community (AZEC) dengan pendanaan sebesar US$ 500 miliar.

Proyek ini melibatkan proyek-proyek unggulan seperti proyek geothermal Muara Laboh dengan kapasitas 80 Mega Watt (MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga sampah di Legok Nangka dengan kapasitas 35MW-40MW.

“Indonesia juga memberikan dukungan kebijakan bagi Kawasan Ekonomi Khusus dan Undang-Undang Cipta Kerja,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Raimondo menyampaikan bahwa AS akan mengucurkan dana sebesar US$ 25 miliar ke kawasan Indo-pasifik melalui para investor yang turut menghadiri forum untuk mencari peluang investasi. 

Baca Juga: Otorita IKN Siapkan Pengembangan Sistem Transportasi Cerdas

Selain itu, Gina juga menyinggung dukungannya bagi berbagai proyek di sejumlah negara mitra IPEF termasuk pembangunan Data Center di Indonesia.

Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menerangkan agenda IPEF 2024 merupakan platform yang mempertemukan para investor dari berbagai belahan dunia dengan proyek-proyek berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik dan berfokus pada proyek yang mendukung ekonomi bersih dan teknologi iklim. 

"Forum ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai kesepakatan investasi sebagai manfaat nyata dari kerja sama IPEF," jelas Lawrence.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×