kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah tambah belanja modal


Kamis, 07 September 2017 / 09:43 WIB
Pemerintah tambah belanja modal


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Komitmen pemerintah untuk menggenjot belanja pada semester kedua 2017 mulai dilaksanakan. Hal ini terlihat dari kenaikan pagu anggaran belanja modal pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 dibandingkan dengan pagu anggaran APBN 2017.

Data i-account APBNP 2017 yang diterbitkan Kementerian Keuangan (Kemkeu) menunjukkan, pagu anggaran belanja modal pemerintah dipatok sebesar Rp 206,2 triliun. Jumlah itu naik Rp 11,9 triliun dibandingkan pagu APBN 2017 yang sebesar Rp 194,3 triliun. Pemerintah juga memperbesar pagu anggaran belanja barang menjadi Rp 318,8 triliun, naik Rp 22,2 triliun.

Sayang, Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemkeu Askolani enggan merinci untuk apa saja penambahan anggaran modal di akhir tahun ini. Yang pasti, menurutnya, penambahan anggaran belanja pemerintah dilakukan untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi di semester II agar lebih tinggi dari semester I-2017 yang hanya sebesar 5,01%.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,2%. Pemerintah harus mendongkrak ekonomi semester II-2017, agar tumbuh setidaknya sebesar 5,3%.

Seperti diketahui, belanja modal pemerintah merupakan pengeluaran yang bisa menyokong pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat, penambahan belanja modal dan barang tepat demi mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 5,2%.

Menurutnya anggaran belanja modal akan memberikan efek berganda ke sektor perekonomian, khususnya melalui pembangunan infrastruktur. "Problem-nya selama ini ke penyerapan belanja modal dalam dua tahun terakhir rendah hanya 78% tahun 2015 dan 80% tahun 2016," kata Bhima, Rabu (6/9).

Selain itu efek belanja modal terhadap investasi hanya 30%. "Tidak semua belanja modal jadi infrastruktur atau investasi pengembangan industri," tambahnya.

Bhima menyarankan, pemerintah tak hanya meningkatkan porsinya tapi juga mendorong efektivitas penggunaannya. Pembaharuan atau refocusing alokasi anggaran ke sektor produktif menjadi syarat utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×