kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah rugi dua kali akibat belanja modal seret


Rabu, 07 September 2011 / 18:48 WIB
ILUSTRASI. Haid tidak teratur bisa disebabkan oleh beberapa hal.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Akibat masih minimnya belanja modal di tiap Kementerian dan Lembaga. Pemerintah pun mengaku rugi dua kali. "Kalau tidak dibelanjakan kita rugi dua kali," kata Menteri koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa di kantor Presiden, Rabu (7/9).

Menurutnya sebagaimana target alokasi belanja modal yang ditetapkan dari sebelumnya dalam APBN 2011 sebesar Rp 80,28 triliun menjadi sebesar Rp 140,95 triliun dalam APBNP 2011. Pemerintah juga meningkatkan defisit anggaran sebagai antisipasi adanya kelebihan pembiayaan dalam APBNP menjadi sebesar 2,1% atau Rp 150,83 triliun. "Menaikkan defisit itu ada biayanya karena berasal dari pinjaman," katanya.

Tak pelak lagi tidak salah jika disebut rugi dua kali, pertama rugi tidak mendapatkan hasil pembangunan yang meleset dari target dan juga rugi harus membayar bunga lantaran mengutang. "Rugi kita, ini tidak boleh terjadi lagi dan harus di push belanja modalnya," katanya.

Sejauh ini, pemerintah mulai mencoba mengantisipasi seretnya belanja modal di 22 K/L. Mengingat waktu tinggal empat bulan lagi sebelum masuk tahun anggaran 2012. Salah satu caranya dengan membentuk semacam desk khusus yang memantau belanja modal di bawah Kementerian koordinator Perekonomian.

Kemudian, Hatta juga mendesak supaya tiap K/L segera mempercepat proses tender proyek. "Tidak ada cara lain selain mempercepat tender dalam waktu empat bulan ini," tegasnya.

Hatta memperingatkan ada tiga titik yang perlu perhatian cermat di tiap K/L terkait pelaksanaan tender. Pertama penyiapan proyek sematang mungkin, kedua proses tendernya yang harus cepat, dan ketiga persoalan administrasi seperti invoice yang ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×