Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Gejolak ekonomi yang dialami negara berkembang seperti Argentina menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Sebab dalam pekan ini saja, mata uang peso Argentina melemah hingga 20% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Cadangan devisa Argentina pun anjlok. Sedangkan di China mengalami pelemahan industri manufaktur.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan gejolak ekonomi yang terjadi di Argentina itu menjadi perhatian serius pemerintah. "Kita terus memantau kondisi pasar keuangan dunia, termasuk yang terjadi di Argentina. Akibat gagal bayar (default) obligasi sebesar US$ 100 miliar, mata uang peso drop lebih dari 11% pada Kamis, (23/1)," ujar Firmanzah kepada KONTAN, Selasa (27/1).
Guru Besar Ekonomi dari Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa pemerintah merespons kondisi pasar keuangan terkini tersebut dengan memperkuat dan meningkatkan koordinasi antar lembaga. Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpangan (LPS) terus meningkatkan koordinasi.
Selain itu, lanjut Firmanzah, pemerintah dan sejumlah lembaga negara tersebut juga telah melakukan simulasi sekaligus stress-test. Namun Firmanzah enggan membeberkan hasilnya. Tapi Firmanzah mengatakan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) akan terus memantau gejolak ekonomi di Argentina.
Di samping itu, pemerintah juga tetap melakukan koordinasi sekaligus konsultasi agar kebijakan moneter fiskal dan sektor riil tetap baik dan resiliency ekonomi Indonesia tetap terjaga. Terkait pelemahan manufaktur di China, Firmanzah bilang pemerintah terus memperkuat ekonomi domestik baik dari sisi suplai maupun memperkuat daya beli masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News