Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Indonesia terus mempromosikan sejumlah komoditas ekspor ke pasar Italia. Dengan promosi yang lebih gencar, pemerintah berharap tren penurunan ekspor ke negara tersebut bisa kembali diungkit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Italia menjadi negara terbesar ketiga di antara negara-negara tujuan ekspor Indonesia ke Eropa. Pada Januari hingga Juli 2017, nilai ekspor Indonesia ke Italia mencapai US$ 1,12 miliar. Jumlah ini naik 22,64% dibanding nilai ekspor ke Italia di periode yang sama pada tahun lalu.
Meski demikian, total ekspor Indonesia ke Italia sejak tahun 2011 hingga tahun 2016 menunjukkan tren penurunan. Pada 2011, ekspor Indonesia ke Italia masih mencapai sebesar US$ 2,99 miliar. Di 2016, ekspor ke negari pizza tersebut turun menjadi hanya sebesar US$ 1,57 miliar.
Untuk mendongkrak ekspor ke Italia, pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma dan kantor Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) berupaya mendorong ekspor melalui iklan promosi komoditas ekspor dan pariwisata di tiga kota di Italia, yakni Roma, Milan, dan Napoli.
Di Milan, iklan promosi dilakukan pada kereta yang merupakan moda transportasi utama di kota tersebut. Sementara di Roma dan Napoli, iklan promosi berupa poster produk ekspor dan objek wisata Indonesia ada di beberapa sudut distrik bisnis dan pusat wisata kota tersebut.
Selain wisata, produk ekspor yang dipromosikan melalui iklan adalah komoditas kopi, karet, dan kelapa sawit, yang menjadi komoditas ekspor utama Indonesia ke Italia selama ini.
Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono berharap dengan iklan promosi tersebut melengkapi upaya promosi lainnya yang dilakukan pemerintah. "Mudah-mudahan akan terlihat pada peningkatan data ekspor maupun wisatawan mancanegara kita nantinya," kata Anggoro kepada KONTAN, Minggu (10/9).
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, upaya promosi baik untuk memperkenalkan produk ekspor Indonesia. "Ini adalah biaya yang tidak akan kembali atau terganti, tetapi dibutuhkan dalam promosi," katanya.
Namun masih butuh waktu bagi Indonesia untuk memetik hasil dari promosi ini dengan peningkatan nilai ekspor yang signifikan. Sebab ekspor Indonesia ke Italia juga tergantung pada faktor permintaan dan nilai tukar. Menurutnya nilai ekspor Indonesia ke Italia yang menurun sejak 2011 lantaran ekonomi negara tersebut masih dalam proses pemulihan setelah krisis yang melanda Uni Eropa pada 2010, yang membuat permintaan impor Italia melambat. Dengan tren pertumbuhan ekonomi Italia yang membaik, potensi ekspor masih ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News