kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah Pantau Hasil Pilpres AS


Selasa, 05 November 2024 / 14:39 WIB
Pemerintah Pantau Hasil Pilpres AS
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah terus memantau dinamika global. Termasuk adanya Pemilu Presiden di Amerika Serikat (AS) dan hal terkait lainnya.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memantau dinamika global. Termasuk adanya Pemilu Presiden di Amerika Serikat (AS) dan hal terkait lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi gobal masih belum membaik. AS misalnya menghadapi masalah jumlah kelas menengah yang menurun. Dengan demikian, presiden terpilih AS punya pekerjaan untuk mengangkat kelas menengah.

"Jadi seluruh dunia masih melihat bahwa global belum baik-baik saja. Sehingga kita juga harus memperhatikan perkembangan kekuatan ekonomi di negara-negara lain," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/11).

Baca Juga: Airlangga Ungkap Alasan Mau Revisi Aturan Devisa Hasil Ekspor

Airlangga menambahkan, menurunnya kelas menengah AS akan mengurangi permintaan terhadap produk-produk Indonesia. Hal ini tentunya menjadi perhatian Indonesia dan negara ASEAN yang mengandalkan konsumsi di Eropa, China, maupun konsumsi di Amerika Serikat.

Airlangga mengingatkan saat AS dipimpin Joe Biden, AS mendorong agar manufacturing kembali ke Amerika. Sebelumnya Amerika mendorong manufacturing itu di negara-negara Asia termasuk China. 

Akan tetapi sekarang mereka merasa bahwa dengan kekuatan teknologi di Asia, terutama China juga semakin tinggi. Sebab itu, AS tidak ingin ada ketergantungan terhadap Asia. 

"Makanya mereka keluarkan yang namanya Inflation Reduction Act termasuk di dalamnya untuk critical mineral," terang Airlangga.

Baca Juga: Pabrik Tutup, Utilisasi Produksi Industri TPT Makin Redup

Terkait hal tersebut, Airlangga menyebut bahwa Indonesia sudah mulai berbicara dengan Amerika untuk critical mineral. Karena Indonesia adalah produsen terbesar nikel dan ekosistem EV termasuk anodanya. 

"Kepemimpinan di Amerika akan sangat berpengaruh juga terhadap, baik itu perang di Ukraine maupun perang di Israel," kata Airlangga.

Selanjutnya: Seberapa Sering Makeup Brush Harus Dicuci? Ini 5 Bahaya Jika Jarang Dibersihkan

Menarik Dibaca: Seberapa Sering Makeup Brush Harus Dicuci? Ini 5 Bahaya Jika Jarang Dibersihkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×