Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) diyakini akan menyumbang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 dan 2024. Para calon presiden dan calon wakil presiden sudah bisa berkampanye pada 28 November mendatang.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memperkirakan, tambahan pertumbuhan ekonomi pada 2023 dan 2024 akan sekitar 0,2% hingga 0,25%.
“Kita berharap ada tambahan PDB (Produk Domestik Bruto) baik 2023 atau 2024, mungkin antara 0,2%-0,25%. Artinya aktivitas pemilu berdampak positif terhadap PDB,” tutur Susi dalam agenda Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis (23/11).
Susi menjelaskan, dampak pemilu yang yang berjalan 5 tahun sekali ini akan disumbang oleh beberapa sektor. Di antaranya, sektor konveksi, percetakan, periklanan, media, transportasi, makanan dan minuman, juga beberapa jasa hiburan yang biasanya hadir dalam proses kampanye akbar.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia di 2024 akan Terganjal Sejumlah Tantangan dari Global dan Domestik
Adapun Susi menyampaikan, pemerintah sudah mengeluarkan anggaran pemilu yang disalurkan melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun ini sebesar Rp 11,5 triliun, dan pada 2024 sebesar Rp 15,8 triliun.
Dia memperkirakan, dampak langsung dari pengeluaran konsumsi tersebut akan menyumbang sekitar 0,7% hingga 1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, dampak tidak langsungnya akan disumbang dari konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), yang diproyeksikan akan tumbuh 4,5% hingga 5% pada 2023, dan dan pada 2024 akan meningkat lebih tinggi sekitar 6,5% hingga 7%.
“Yang lain konsumsi rumah tangga masyarakat juga pasti akan terdorong naik sebagai dampak tidak langsung. Sehingga kita berharap ada tambahan PDB baik 2023-2024, mungkin antara 0,2% hingga 0,25%,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News