kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Kembali Salurkan Bantuan Beras Kepada 22 Juta Penerima


Jumat, 05 Januari 2024 / 04:35 WIB
Pemerintah Kembali Salurkan Bantuan Beras Kepada 22 Juta Penerima
ILUSTRASI. Bantuan CBP akan dibagikan ke 38 provinsi dengan alokasi sebanyak 22.004.077 penerima t. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melanjutkan penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah (BP-CBP) di tahun 2024. Pemerintah berharap bantuan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan membantu perekonomian. 

Bantuan CBP akan dibagikan ke 38 provinsi dengan alokasi sebanyak 22.004.077 penerima setara dengan 220,04 kilogram (kg) beras per bulan. Setiap penerima akan mendapatkan 10 kg beras. Bantuan ini akan disalurkan selama enam bulan yaitu pada Januari hingga Juni 2024. 

Salah satu mitra pemerintah untuk menyalurkan BP-CBP adalah PT Pos Indonesia. Tahun ini, Pos Indonesia mendapatkan alokasi penyaluran di 20 provinsi kepada 13.415.219 penerima bantuan pangan (PBP) per bulan setara 62% alokasi nasional per bulan. 

Baca Juga: Presiden Jokowi: BLT El Nino untuk Bantu Masyarakat Terdampak Kekeringan

Penyaluran BP-CBP di awal tahun 2024 dilakukan di Cilacap, Jawa Tengah dengan alokasi sebanyak 192.767 PBP. Kemudian di Kabupaten Banyumas akan dialokasikan sebanyak 257.059 PBP, Kota Tegal sebanyak 19.134 PBP, serta Kabupaten Tegal 131.045 PBP. "Bantuan Januari sudah diterima. Nanti akan terus berlanjut di Februari, Maret. Nanti kalau APBN cukup dilanjut lagi April, Mei, Juni," kata Presiden Joko Widodo. 

Dalam pendistribusian BP-CBP ini, Pos Indonesia akan menerapkan tiga metode penyaluran, yaitu diserahkan di Kantor Pos, komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah penerima (door to door) khusus bagi lansia, disabilitas, maupun yang sedang sakit. Adapun mekanisme penyaluran bantuan dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi data penerima terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan aparat setempat.
 
"Mekanismenya, pra penyaluran kami koordinasi data dengan Bulog. Kemudian kami menyiapkan denom, surat pemanggilan, memverifikasi dan memvalidasi data. Setelah semua siap, kami melakukan pemanggilan para penerima berkoordinasi dengan pemda setempat. Juga berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan beras,” kata Direktur Bisnis dan Kurir Logistik Pos Indonesia Tonggo Marbun.

Yang juga tak kalah penting dalam mendukung sukses penyaluran BP-CBP adalah pemanfaatan teknologi digital. Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk memudahkan penyaluran agar lebih efisien, tepat sasaran dan akuntabel. 

Penerima yang telah mendapatkan bantuan dapat diketahui dari foto diri bersama dengan identitas yang dibawa yaitu KTP/KK (fitur face recognition). PGC juga menyertakan geotagging, yaitu titik lokasi penerima mendapatkan bantuan, sehingga dapat dilacak melalui peta.

Kemudian, pengangkutan beras dari gudang Bulog menuju ke lokasi penyerahan bantuan menggunakan aplikasi CBP dimana seluruh proses pemindahan dan pengangkutan beras dapat dilacak dan diketahui jumlahnya secara real time. Setelah seluruh proses terlaksana dengan baik, maka proses selanjutnya berupa pendokumentasian seluruh arsip ataupun dokumen akan dilakukan menggunakan aplikasi e-Filing.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Jika APBN Mencukupi, Penyaluran Bantuan Pangan akan Dilanjutkan

Ini adalah aplikasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dokumen, penyimpanan dokumen hingga dapat diketahui progressnya menggunakan dashboard realtime. E-Filling bermanfaat untuk mendukung akuntabilitas penyaluran oleh Pos Indonesia, termasuk bukti (evidence) dokumen penyerahan secara digital. Ketiga aplikasi yang digunakan tersebut dapat diakses oleh seluruh stakeholder dan progress-nya dapat dilihat melalui dashboard di ketiga aplikasi tersebut. 
 
“Semua penyaluran bantuan dilakukan dengan aplikasi PGC dan dashboard, bisa diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Dengan menggunakan sistem PGC, kita memastikan penyaluran CBP tepat sasaran kepada penerima,” kata Tonggo.

Sistem yang dijalankan Pos Indonesia itu disebutkan Tonggo memiliki SOP (Standard Operating System) yang sudah teruji, dan mampu memenuhi seluruh unsur dalam prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu bersih, transparan, dan profesional.
 
Keunggulan lain Pos Indonesia dalam pendistribusian bantuan yakni memiliki sumber daya transportasi, sumber daya manusia (SDM) dan ketersebaran Kantorpos cabang di seluruh wilayah Indonesia hingga daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) yang akan memudahkan dalam pendistribusian bantuan. 

Untuk menjamin pendistribusian lancar dan tepat waktu, Pos Indonesia juga selalu mengkomunikasikan rencana pendistribusian dengan seluruh stakeholder pemerintah daerah hingga ke tingkat RT/RW, aparat keamanan, Perum Bulog, dan swasta.
 
Tonggo berharap penyaluran BP-CBP selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Sebab, bantuan ini sangat dinantikan oleh penerima. “Kami lihat para penerima bantuan begitu senang, ada juga testimoni dari penerima bahwa bantuannya sangat dibutuhkan dan membantu rumah tangga mereka. Karena penyaluran ini akan dilakukan selama enam bulan, harapannya kita bisa menyalurkan setiap bulan dengan tepat waktu,” ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Beberkan Alasan Mengapa Tak Semua Masyarakat dapat BLT El Nino

Tonggo berharap penyaluran BP-CBP ini akan berjalan lancar dan sesuai target. Sebab, ia menyaksikan sendiri betapa para penerima sangat bahagia meneirma bantuan dan merasa terbantu. “Kami melihat tadi masyarakat penerima begitu senang. Tadi ada testimoni bahwa itu memang mereka butuhkan saat ini, dan ini bisa sangat membantu kondisi rumah tangga mereka. Harapan kita karena ini akan dilakukan penyaluran selama enam bulan, kita akan menyalurkan setiap bulan, berarti ada enam kali, kita laksanakan tepat waktu berkoordinasi dengan stakeholder terkait, khususnya Bulog,” kata Tonggo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×