kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah genjot investasi guna menjaga pertumbuhan ekonomi


Kamis, 18 Juli 2019 / 19:51 WIB
Pemerintah genjot investasi guna menjaga pertumbuhan ekonomi


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana akan menggenjot investasi guna menjaga pertumbuhan ekonomi. Berbagai stimulus dirancang agar investasi tetap menggiurkan.

Kamis (18/7), Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas BI 7-day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Pemangkasan ini jadi yang pertama kali pada 2019.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, BI masih membuka ruang memangkas suku bunga lagi sampai dengan akhir 2019.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan insentif pemangkasan BI 7-DRR masih dapat berlanjut. Sebab, kondisi eksternal mendukung dengan ditopangnya pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang semakin yakin memangkas fed rate.

Dari sisi domestik, pasca kenaikan rating dari lembaga peringkat utang Standard and Poor’s (S&P) sepanjang tahun ini pasar saham dan obligasi kebanjiran investor. Sehingga hal ini kemungkinan masih jadi katalis sampai akhir tahun.

David mengatakan yield obligasi masih menggiurkan. Dia bilang investasi masih cukup kencang. Namun perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih jadi kecaman dan arah kebijakan pemerintah kian dinanti pasar. 

“Kebijakan untuk mendorong investasi belum keluar, investor wait and see kebijakan pemerintah ke depan,” kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).

Sementara, David berharap BI dapat memangkas suku bunga lagi, agar investor tetap bertahan di pasar domestik. Selain itu, harus ada reformasi percepatan kebijakan pemerintah dan perbaikan industri tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×