kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pemerintah: Daya beli tak butuh stimulus khusus


Kamis, 06 Juli 2017 / 15:48 WIB
Pemerintah: Daya beli tak butuh stimulus khusus


Reporter: Ghina Ghalia Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelemahan ekonomi domestik selama tiga tahun terakhir masih terasa hingga kini, sehingga daya beli masyarakat lesu. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan hal ini tidak perlu dirisaukan.

Dirinya optimistis bahwa kuartal kedua dan ketiga ini, daya beli akan pulih sehingga motor penggerak ekonomi makin seimbang. Makanya, stimulus khusus belum diperlukan saat ini.

“Apabila ekspor impor terus berjalan, penghasilan orang membaik. Jadi tidak harus dengan stimulus khusus untuk menggerakan ekonomi. Bila ekonomi bergerak, dia akan lahirkan permintaan,” ujarnya usai Sidang Paripurna di Gedung DPR, Kamis (6/7).

Ia mengatakan, pada awal tahun ini sendiri ekspor mulai tumbuh positif sehingga situasi mengarah ke perbaikan. Selain itu, menurutnya perekonomian global pada tahun ini juga mulai membaik, sehingga diharapkan penghasilan masyarakat bisa lebih baik dan hasilnya daya beli masyarakat diharapkan bisa meningkat.

Darmin mengatakan, pertumbuhan ekonomi selama kuartal kedua tahun ini bisa lebih baik dibandingkan kuartal pertama tahun ini, yakni 5,01 persen (yoy), "Di atas itu dong lebih tinggi, ya artinya sebetulnya secara nasional ekonomi kita membaik di kuartal kedua, karena ada permintaan macam-macam dari negara lain yang membaik. Secara siklus, kuartal kedua dan tiga umumnya membaik dibandingkan kuartal pertama," jelasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, agar daya beli masyarakat pulih, pemerintah akan fokus mendorong daya beli masyarakat, khususnya pada masyarakat rentan. Hal tersebut didukung dengan beberapa program pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 10 juta keluarga dan belanja sosial lainnya.

“Sehingga daya beli, terutama masyarakat yang 25% atau bahkan 40% terbawah tetap terjaga. Kami menganggap untuk menaikkan daya beli adalah dengan confidence,” kata dia.

Pemerintah juga akan fokus untuk meningkat investasi di bidang infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Sebab, kedua sektor tersebut dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan perekonomian sehingga meningkatkan upah mereka.

"Ketiga adalah policy reform yang akan terus dilakukan di bawah koordinasi Menko untuk memperbaiki apa yang disebut minat investasi, karena itu akan meningkatkan inovasi dan kreativitas," katanya.

Menteri Keuangan Periode 2013-2014 Chatib Basri menilai, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selama ini ada dalam arah yang benar, tetapi sebagian besar bersifat jangka panjang. Padahal, ekonomi harus didorong segera dengan kebijakan jangka pendek.

“PKH itu jangka pendek. Dana desa sebenarnya juga jangka pendek. Cuma kan perangkat desa belum siap. Musti dilatih dulu untuk mengurus uang, proyek, pembukuaan dan lain sebagainya. Ini butuh waktu, makanya dana desa penyerapannya lambat,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebagai langkah utama, pemerintah perlu pastikan bahwa inflasi dan harga makanan dapat dikendalikan agar daya beli terjaga. Dengan ini perekonomian akan terdorong dalam jangka pendek.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×