Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta jajaran menterinya menghitung dampak lanjutan dari virus korona (COVID-19). Hal itu ia sampaikan saat membuka rapat terbatas tentang kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal tahun 2021 termasuk rencana kerja pemerintah tahun 2021.
Jokowi meminta agar mengantisipasi pengaruh tekanan COVID-19 yang ada saat ini pada tahun 2021 mendatang. "Langkah mitigasi yang kita kerjakan di 2020 harus diperkuat lagi untuk di 2021," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (9/3).
Baca Juga: Moody's: Penurunan harga minyak akan berdampak pada 3 bank terbesar Singapura
Rancangan kebijakan tersebut didorong untuk mampu memperkuat ekonomi global. Kebijakan itu juga harus mampu bertahan dari gejolak ekonomi global. Tahun 2020 ini, COVID-19 menjadi tekanan yang besar bagi ekonomi Indonesia. Guna menjaga pertumbuhan ekonomi, sejumlah insentif pun disiapkan.
Sebelumnya, pemerintah berencana menggelontorkan insentif hingga Rp 10 triliun untuk menggenjot pariwisata. Selain itu, pemerintah pun masih menghitung insentif untuk menggairahkan sektor ekonomi riil.
Baca Juga: WNI ketiga positif corona di Singapura tidak tertular di Indonesia
"Saya minta sekali lagi dikalkulasi secara detil mengenai riskio pelemahan ekonomi global termasuk akibat merebaknya korona yang terjadi di awal taun ini dan kemungkinan dampak ekonomi lanjutan di 2021," terang Jokowi.
Selain soal korona, Jokowi juga masih menekankan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun 2021 mendatang. Pembangunan SDM memang menjadi fokus Jokowi di periode keduanya.
Baca Juga: Demi ambisi, Putra Mahkota Arab Saudi tangkap pamannya dengan tuduhan kudeta
Jokowi mendorong implementasi dari program kartu pra kerja untuk melakukan pelatihan vokasional. Ada pula program pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan menjadi penting untuk dikerjakan tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News