kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah belum putuskan China atau Jepang


Kamis, 28 Mei 2015 / 22:04 WIB
Pemerintah belum putuskan China atau Jepang
ILUSTRASI. Twibbon Hari Juang TNI AD 2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah RI belum memutuskan investor negara mana yang akan menggarap proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan, dalam menggarap proyek ini, Pemerintah fokus pada aspek kualitas.

"Nantilah semua, prinsipnya kan quality infrastructure (infrastruktur berkualitas), long term, jangka panjang," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (28/5).

Pada hari ini, Kalla menerima Presiden Asosiasi Jepang Indonesia Yasuo Fukuda. Menurut Kalla, dalam pertemuan itu kedua belah pihak membahas upaya meningkatkan investasi dan perdagangan. Selain itu, dibicarakan pula mengenai proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung-Surabaya.

"Kita bicarakan itu tapi butuh waktu, coba ditanyakan ke Beliau," kata Kalla.

Fukuda menyampaikan bahwa pihaknya menyerahkan kepada Pemerintah RI keputusan dalam menentukan investor dari negara mana yang akan menggarap proyek kereta api cepat. Ia juga menyampaikan bahwa kedua belah pihak membahas upaya peningkatan kehidupan masyarakat.

"Jadi untuk perkembangan ekonomi jelas dengan manusia atau SDM (sumber daya alam), jadi kami telah diskusi dengan Wapres soal SDM untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Fukuda.

Jepang juga berharap hubungan kerja sama dengan Indonesia bisa terjalin lebih dalam. Pada April lalu, Pemerintah RI mendiskusikan dengan Tiongkok dan Jepang mengenai proyek kereta api cepat. Proyek ini sebelumnya menjadi "rebutan" antara kedua negara tersebut.

Ketika itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Pemerintah RI ingin melihat kesungguhan dari dua negara itu merealisasikan kereta api cepat dalam waktu lima tahun. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×