kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Pemerintah bantah beli saham Newmont karena intervensi asing


Senin, 09 Mei 2011 / 23:17 WIB
Pemerintah bantah beli saham Newmont karena intervensi asing


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah mengaku tidak ada intervensi baik dari pihak asing ataupun dari dalam negeri terkait pembelian saham divestasi PT Newmont Nusa Tengara (NNT) seharga USD246,8 juta (7%). Banyak Kalangan menilai pembelian divestasi NNT oleh pemerintah pusat karena desakan dari negara asing.

Api Menteri Keuangan Agus Martowardojo membantah adanya intervensi asing dalam pembelian 7% saham divestasi PT Newmont. “Tidak betul sama sekali kalau ada yang menduga-duga ada intervensi dari pihak mana pun, khususnya asing,” tegasnya, Senin, (9/5).

"Jadi kalau kamu nanya seperti itu ya, saya menyampaikan sama sekali tidak betul kalau ada yang menduga ada bentuk-bentuk intervensi dari pihak mana pun, khususnya asing maupun domestik tidak ada intervensi," tegas Agus.

Agus menjamin, pembelian saham yang dilakukan oleh pemerintah itu tidak ada intervensi karena dilaksanakan berdasarkan profesionalisme. "Hal itu adalah yang justru kita ingin berikan jaminan perihal integritas dan profesionalisme dari keputusan pemerintah," jelasnya.

Pembelian saham Newmont kata Agus, justru karena pemerintah ingin memberikan jaminan integritas dan profesionalisme dari keputusan pemerintah untuk Newmont. Sejauh ini lanjut mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut, proses administrasi pembelian 7% saham Newmont sudah selesai.

Agus juga menyampaikan pemerintah berkepentingan untuk menjaga pembayaran pajak Newmont dan mencegah jangan sampai institusi raksasa ini melakukan hal-hal yang melupakan prinsip, misalnya melakukan hal yang tidak efisien dan tidak lagi menjaga lingkungan. “Di lain pihak kita ada kesempatan untuk belajar dari Newmont untuk lebih memahami industri ekstraktif, itu Insya Allah juga akan terwujud,” katanya.

Ketua Koalisi Rakyat Mengadili Ismail mengatakan, sudut pandang lain yang menjadi perhatian dari Koalisi Rakyat Mengadili yang terdiri dari Gerakan Anti Neo-Liberal, Laskar Usir Neolib dan Gerakan Pemuda Rakyat, mewajibkan agar saham divestasi 7% Newmont harus dikembalikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda). Dengan menyerahkan 7% saham tersebut, berarti pemerintah mendorong desentralisasi fiskal yang menjadi pilar pelaksanaan otonomi daerah untuk membangun daerah.

Keinginan pemerintah pusat melalui Menteri Keuangan untuk menguasai 7% saham tersebut merupakan bentuk pembangkangan dan bertentangan dengan keputusan DPR. “Artinya Menteri Keuangan telah mencederai nilai-nilai keadilan yang seharusnya bisa dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan daerah NTB,” tutur Ismail.

Koalisi Rakyat Mengadili kata Ismail, meminta Menteri Keuangan untuk membatalkan pembelian 7% saham Newmont. Karena menurutnya, hasil emas di NTB harus dikembalikan kepada masyarakat NTB. “Harusnya kita mengusir asing dari bumi NTB,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×