kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemeriksaan corona dengan metode PCR masih sangat rendah


Rabu, 08 April 2020 / 18:18 WIB
Pemeriksaan corona dengan metode PCR masih sangat rendah
ILUSTRASI. Pemeriksaan memakai metode PCR dianggap lebih akurat untuk mendeteksi virus corona.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeriksaan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia masih sangat rendah. Pemeriksaan memakai metode PCR dianggap lebih akurat untuk mendeteksi virus corona.

Hingga Rabu (8/4), pemeriksaan PCR di Indonesia lebih dari 15.000 spesimen. Angka tersebut jauh dibandingkan sejumlah negara yang melakukan tes massal dengan PCR seperti Korea Selatan yang memeriksa lebuh dari 400.000 spesimen atau Malaysia yang mencapai angka lebih dari 40.000 spesimen.

Baca Juga: Seberapa efektif masker kain menangkal penyebaran virus corona? Ini kata peneliti

"PCR untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanggulangan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (8/4).

Yuri bilang, Indonesia sudah menyiapkan reagen untuk pemeriksaan PCR. Sebanyak 200.000 reagen telah tersedia dan bisa digunakan.

PCR digunakan untuk memastikan seseorang positif Covid-19 setelah pemeriksaan mengarah kepada hal tersebut. Sementara itu tes massal menggunakan alat tes cepat atau rapid test.

Rapid test sendiri hanya memeriksa antibodi dari pasien. Meski begitu hasil rapid test dinilai tidak akurat sehingga hasil positif rapid test pun perlu dipastikan melalui pemeriksaan PCR.

"Pemeriksaan PCR tidak kita lakukan dengan metode acak itulah kenapa angka positif tinggi," terang Yuri.

Bila dibandingkan dengan total kasus positif yang saat ini mencapai 2.956 kasus, rasio kasus positif di Indonesia mencapai 19%. Tingginya angka tersebut diklaim sebagai efektivitas pemeriksaan PCR di Indonesia.

Baca Juga: Kebijakan mudik, pengendara motor tak boleh bawa penumpang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×