kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,59   -6,76   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemda semakin mudah mengembangkan smart city


Selasa, 24 Agustus 2021 / 22:35 WIB
Pemda semakin mudah mengembangkan smart city
ILUSTRASI. ilustrasi Smart City


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID JAKARTA.  Pemerintah Daerah terus mengembangkan smart and sustainable city. Saat ini mengembangkan Smart and Sustainable City saat ini relatif jauh lebih mudah dan lebih murah ketimbang dulu.

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar menyebutkan hal itu dalam webinar SAFE Forum 2021, Selasa (24/8). Menurut Arya, saat ini pemerintah dan operator-operator yang ada sudah menyediakan infrastruktur di berbagai pelosok negeri. Dengan tersedianya infrastruktur berbagi pakai, para pemerintah daerah tidak perlu lagi memikirkan masalah  infrastruktur telekomunikasi, data center, network, security, sampai cloud.

“Dengan hanya berkonsentrasi ke pengembangan aplikasinya, maka bisa jadi lebih mudah dan lebih murah. Jadi dengan infrastruktur berbagi pakai, bisa menjadi lebih murah,” ujar Arya. Pengembangan Smart and Sustainable City ini pun terbukti memberi manfaat yang besar bagi beberapa daerah.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya, Muhammad Fikser menyebutkan manfaat ini antara lain terlihat nyata ketika Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan aplikasi Smart City untuk mendorong peningkatan ekonomi Surabaya yang sempat menurun akibat dampak pandemi COVID-19.
Melalui inovasi aplikasi e-commerce lokal yang diberi nama e-Peken (Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo), Pemkot Surabaya mampu menggerakan kegiatan ekonomi para pelaku UMKM dan pedagang toko kelontong di daerah itu. Caranya cukup unik. Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkot Surabaya diwajibkan berbelanja kebutuhan bahan pokoknya di e-Peken. “Kami di Surabaya kurang lebih ada 13 ribu ASN, dan semua ASN ini sekarang wajib belanja lewat e-Peken,” kata Fikser.

Ia menambahkan, seluruh toko kelontong, dan UMKM di Surabaya masuk di platform itu, dan pembayarannya semua berbasis online. Istimewanya lagi, program ini dikontrol betul oleh Walikota Surabaya. Melalui aplikasi ini, Walikota dapat melihat langsung ASN mana saja yang belanja, membantu UMKM dan toko kelontong yang ada di Surabaya. “Ini cara kita membantu warga Surabaya yang punya UMKM, toko kelontong untuk bisa tetap bertahan di saat pandemi,” ujar Fikser.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Semarang, Bambang Pramusinto menjelaskan, konsep pengembangan Smart and Sustainable City di Kota Semarang tidak semata-mata hanya terkait pada pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Melainkan juga pada pengembangan non TIK. “Smart City lebih kami pahami sebagai bentuk inovasi yang perlu dikembangkan baik terkait TIK maupun non-TIK, yang endingnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Bambang.
Lepas dari itu, terkait masalah sustainability, pemanfaatan teknologi dalam smart city sebaiknya tidak mengganggu kelestarian bumi. Hal itu dikemukakan oleh Senior Engineer 3M Amos Wong. Menurutnya, ketika membicarakan smart cities, pemerintah daerah sebaiknya tidak hanya cerdas dalam menggunakan teknologi untuk kesejahteraan masyarakatnya, tapi juga cerdas memikirkan efek jangka panjangnya terhadap bumi.
Terkait itu 3M berupaya ikut memastikan agar penggunaan teknologi dalam pengelolaan smart city bisa dilakukan  tanpa menggunakan energi secara berlebihan. Sehingga, dapat membantu mengurangi dampak buruk penggunaan energi, agar umur bumi bisa lebih panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×