Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi pembiayaan utang hingga akhir September mencapai Rp 647,2 triliun. Angka ini turun 20,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 810 triliun.
"Pembiayaan ini ada penurunan. Artinya, sesuai target pemerintah untuk menyehatkan kembali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN, Senin (25/10).
Menkeu membeberkan, realisasi pembiayaan utang sudah mencapai 55% dari target pagu dalam APBN sebesar Rp 1.177,4 triliun. Secara rinci untuk pembiayaan utang berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 666,7 triliun.
Pencapaian SBN tersebut turun 15,7% year on year (yoy). Angka tersebut setara dengan 55,2% terhadap target APBN sebesar Rp 1.207,3 triliun.
Baca Juga: Kemenkeu sebut total penerbitan SBN ritel 2021 sudah mencapai Rp 77 triliun
Kemudian sisi pinjaman juga mengalami kontraksi hingga 200,4% yoy atau sama dengan minus Rp 19,5 triliun. Sementara, untuk pembiayaan investasi tercatat Rp 75,2 triliun, tumbuh 175,8% yoy.
Lalu, pemberian pinjaman terealisasi sebesar Rp 3,1 triliun, tumbuh 49,6% yoy. Sementara, untuk kewajiban penjaminan belum ada yang terealisasi dari pagu Rp 2,7 triliun. Selanjutnya, pembiayaan lainnya tercatat Rp 46,7 triliun, tumbuh 27.233% yoy.
Sri Mulyani menjelaskan, bahwa pasar keuangan domestik yang kondusif dan kuatnya fundamental Indonesia telah berdampak positif terhadap pasar perdana SBN serta mendukung kinerja lelang SBN yang terus terjaga baik. Di sisi lain, APBN tetap memberikan dukungan ke masyarakat, kesehatan ataupun ekonomi.
“Bahkan pasar keuangan domestik cukup kondusif terlihat dari SBN yield alami kinerja yang bahkan tetap kuat dan positif dibandingkan yield US Treausry . Tahun 2021 BI sudah partisipasi 142,74 T dengan pembelian SUN Rp 87,507 triliun dan pembelian Surat Berharga Syariah Negara (SBN) mencapai Rp 45,23 triliun,” ucap Menkeu.
Baca Juga: Kupon ORI 020 hanya 4,95%, apakah menarik untuk investasi?
Sri Mulyani mengatakan penerbitan SBN ke BI diatur SKB I, II dan III akan dilaksanakan terutama akhir tahun November Desember. Dengan adanya capaian penerimaan negara yang gemilang, penggunaan SILPA dan adanya SKB III, maka pemerintah memutuskan untuk menurunkan target lelang pun.
“Makanya kita turunkan target lelang SBN dan ini berikan dampak kemampuan untuk turunkan yield SBN. Pembiayaan investasi yang tadi saya sampaikan kita realisasikan di satu sisi manfaatkan cash dan di sisi lain percepat pemulihan ekonomi di sektor BUMN,” ucap Menkeu.
Selanjutnya: Sedot dana Rp 15 triliun, pembeli ORI020 mayoritas perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News