Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Meski pembebasan lahan belum 100% tuntas, namun proyek pembangunan konstruksi jalan tol seksi E2 akan dimulai pekan ini. Jalan tol ini merupakan akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok yang membentang dari Cilincing sampai Jampea.
Pengerjaan ini tergolong terlambat, sebab, seharusnya pembangunan tol sepanjang 2,74 kilometer (km) ini sudah dimulai pada Mei 2011.
Direktur Jenderal Bina Marga kementrian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto menyebut, pembangunan memang harus dilakukan, sebab tol E2 Tanjung Priok merupakan urat nadi ekonomi Jakata, terutama untuk memasuki kawasan pelabuhan Tanjung Priok dan kawasan industri disekitar Jakarta.
Oleh sebab itu, tol akses Tanjung Priok sedikit dikecualikan dalam arti bisa dikerjakan meskipun pembebasan lahan belum 100%. Dalam kontrak memang tertulis bisa melakukan kontruksi jika 100% lahan sudah bebas. "Tapi, kami meminta mereka (Kajima Cooperation dan PT Waskita Karya) tidak menunggu lahan tuntas semua. Lagi pula, mereka bekerja tahap bertahap tidak semua lahannya digunakan. Kami minta tawar-menawar dengan mereka," ujar Djoko, Minggu (2/10).
Lanjutnya, tol Tanjung Priok seksi NS (Yos Sudarso-Simpang Jampea) juga sudah dikerjakan pada awal 2011, padahal saat itu juga lahan belum tuntas. "Pokoknya kita optimis ini harus selesai pada 2014," tukasnya.
(2/9).
Namun, Djoko enggan menyebutkan persentase tanah yang masih harus dibebaskan lahannya. "Tinggal sedikit pembebasan lahnnya, hanya tingggal ada satu ruas atau satu kavling. Sekitar minggu depan, 3 Oktober atau 5 Oktober akan mulai digarap kontruksinya,” jelasnya.
Ketua Tim Proyek Tol Akses Priok PT Jakpro Suyuda Utama juga mengakui masalah pembebasan tanah masih ada kendala. Padahal, investor sudah menyiapkan dana Rp 80 miliar untuk pembebasan lahan seksi E2 tahun ini, namun pada pelaksanaanya dana tersebut tidak terserap
maksimal. “Dana kami masih utuh tidak terserap maksimal untuk pembebasan lahan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Waskita Karya M Choliq menyebut, proyek tol akan tetap dikerjakan oleh PT Waskita, meskipun pembebasan lahannya belum tuntas semua. Dia mengaku, memang saat ini kontraktor asal Jepang Kajima Cooperation yang merupakan patner PT Waskita Karya masih enggan memulai pembangunan ruas tol E2 dengan alasan memegang teguh surat kontrak yang berisi kontruksi bisa dilakukan, apabila pembebasan lahan sudah 100%.
"Persolannya adalah saat ini kami kerjasama dengan kontraktor asing sebagai leadernya. Kalau belum ada tanda serah terima lahan dia (Kajima) belum mau kerja. Mereka tidak mau pembebasan lahannya diberikan setengah-setengah," ucap Choliq.
Makanya, lanjut Cholid, pihak pemerintah masih terus berkonsultasi dengan pihak Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News