Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mendukung pembangunan Kampus II Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) di Bandung, Jawa Barat. Mendapat pendanaan dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Proyek, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah mengutarakan pembangunan kampus itu dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama secara single year contract masing-masing pada tahun 2016–2019 dan tahun 2022–2023 secara multi years contracts.
Dana dari SBSN Proyek itu nantinya digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana gedung kuliah terpadu serta gedung kuliah bersama dengan smart campus dan smart building untuk mewujudkan techno university. “Total alokasi sebesar Rp277,91 miliar,” ucap Dwi.
Sebagai informasi, terdapat sembilan fakultas di UIN SGD Bandung, di antaranya Fakultas Ushuluddin, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, serta Program Studi Pascasarjana.
Berlokasi tepat di sebelah Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat, pengembangan Kampus II UIN SGD Bandung sendiri meliputi pembangunan gedung perkuliahan, pembangunan gedung pascasarjana, dan pembangunan gedung kuliah terpadu.
Saat memasuki Kampus II UIN SGD Bandung, gedung pertama yang dapat dilihat mahasiswa adalah gedung kuliah pascasarjana yang berada di sebelah kiri arah masuk. Gedung yang diresmikan pada Juli 2017 lalu tersebut kini telah digunakan untuk 15 program studi S2 dan tiga program studi S3.
Bergeser ke sebelah gedung pascasarjana, terdapat tempat parkir motor untuk mahasiswa dan mahasiswi. Jika berjalan sekitar sepuluh meter lagi dari tempat parkir, terlihat gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Selain gedung pascasarjana dan gedung perkuliahan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, di Kampus II ini terdapat Masjid, Sport Center, Pujasera & ATM center, gedung PPG, gedung Kopertais wilayah II Jawa Barat dan lainnya.
Menurut penuturan mahasiswa, pembangunan gedung perkuliahan di kampus II ini karena kapasitas di kampus I sudah berlebih. Sebab itu, sebagian proses perkuliahan dari kampus I akan dipindahkan ke kampus II.
“Nanti ada pindahan (proses perkuliahan) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,” ujar salah satu mahasiswa yang ditemui KONTAN.
Selain sukuk, pada periode sebelumnya, UIN SGD juga memperoleh pembiayaan melalui pinjaman luar negeri dari Islamic Development Bank (IsDB) yang dimulai sejak tahun 2008 untuk pembangunan dan pengembangan kampus I. Pembiayaan tersebut digunakan untuk pembangunan 11 gedung baru sebagai gedung perkuliahan Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Komunikasi, dan Fakultas Sains dan Teknologi, integrated laboratory, perpustakaan, dan gedung pendukung, serta renovasi 16 gedung lama.
Direktur Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Dian Lestari mengatakan, dana pinjaman sebesar US$18,2 juta turut digunakan untuk pembangunan dan pengembangan UIN SGD.
“Dana ini menggunakan pembiayaan syariah dari Islamic Development Bank (IsDB). Konsepnya seperti jual beli yang memang dalam konsep jual beli dia mengambil margin yang akan diadakan melalui pinjaman tersebut,” ujar Dian.
Dian melanjutkan, pengelolaan dana menyesuaikan dengan kebutuhan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sehingga dilakukan dengan kehati-hatian dan mengutamakan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News