Reporter: Kendra Bagaskara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Wijayanto Samirin menilai, perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) akan membawa peluang signifikan bagi dunia usaha di kedua negara.
Menurut Wijayanto, hubungan dagang Indonesia dan Kanada memiliki karakteristik yang saling melengkapi, bukan saling berkompetisi.
Kondisi ini membuka ruang kolaborasi yang luas di berbagai sektor strategis.
Baca Juga: ICA-CEPA Resmi Diteken, Sejumlah Produk RI Nikmati Tarif 0%
“Kita berpotensi mengekspor produk perkebunan, elektronik, dan makanan. Sementara dari Kanada, kita bisa mengimpor produk seperti gandum, energi, hingga pesawat terbang,” ujar Wijayanto pada Kamis (25/9/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa manfaat ICA-CEPA tidak hanya terbatas pada perdagangan barang, melainkan juga investasi lintas sektor.
Perjanjian ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi pengusaha Indonesia untuk memperluas pasar sekaligus memperkuat kemitraan strategis dengan mitra Kanada.
“Ini merupakan kesempatan besar bagi dunia usaha. Tidak hanya memperluas akses pasar, tetapi juga membuka peluang joint venture dan transfer teknologi yang lebih intensif,” jelasnya.
Terkait implementasi, Wijayanto optimistis perjanjian ini dapat mulai operasional sesuai target pada 2026. “Saya rasa ini bisa tercapai sesuai rencana,” tegasnya.
Meski begitu, ia mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah standar kualitas dan aspek ramah lingkungan untuk produk Indonesia yang masuk ke pasar Kanada. Namun, ia menilai hal ini bukan hambatan besar.
Baca Juga: ICA CEPA Disepakati, Perjanjian Dagang Bilateral Pertama Kanada dengan Negara ASEAN
“Indonesia sudah lebih dulu menyesuaikan diri dengan standar Uni Eropa. Jadi pengalaman itu bisa menjadi modal berharga untuk penetrasi ke pasar Kanada,” ungkapnya.
Dengan berbagai peluang yang tersedia, Wijayanto mendorong pelaku usaha domestik agar bersiap memanfaatkan momentum ICA-CEPA.
Pasalnya, perjanjian ini diyakini akan memberi nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, baik dari sisi ekspor, investasi, maupun daya saing produk nasional.
Selanjutnya: Detektif Swasta Ungkap Maraknya Kecurangan Cuti Sakit di Prancis
Menarik Dibaca: Kegagalan Proyek AI di Perusahaan Bisa Jadi Sinyal Positif Masa Depan Pekerjaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News