Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berdampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Herry Purnomo mengatakan pemerintah harus menyediakan dollar dalam jumlah lebih besar untuk membiayai kebutuhan negara dengan pelemahan rupiah.
Herry mencontohkan seperti kebutuhan dollar untuk membiayai subsidi energi. "Kami belum menghitung deviasi berapa tetapi ketika pagu yang disediakan tidak cukup kan harus menyediakan pagu untuk selisih kursnya," kata Herry, Kamis (17/1).
Herry berharap, nilai tukar rupiah segera menguat. Asal tahu saja, pemerintah mematok nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 9.300 per dollar. Nilai ini jauh dibawah nilai tukar sekarang. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot pada Rabu (16/1) kemarin ditutup berada di level Rp 9.668 per dolar.
Ekonom Senior Standar Chartered Bank, Fauzi Ichsan memperkirakan bahwa tren pelemahan rupiah yang terjadi pada awal tahun 2013 ini kemungkinan besar akan terjadi sampai dengan semester I ini. Menurutnya, nilai tukar rupiah akan tembus ke angka Rp 10.000 per dollar.
Menjelang semester II, Ichsan memperkirakan tren pelemahan rupiah tersebut akan berakhir. Sehingga, sampai akhir tahun diperkirakan rupiah akan berada di level Rp 9.500 per dolar. "Itu dengan catatan BI mau menggunakan amunisi dan lebih agresif melakukan intervensi di pasar valas dengan gunakan cadangan devisa yang ada," kata Fauzi.
Gubernur BI Darmin Nasution beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan segala macam intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah. Dia juga meminta pemerintah segera menyesuaikan harga bahan bakar minyak subsidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News