kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pastikan distribusi vaksin tahap kedua berjalan lancar, pemerintah gandeng swasta


Senin, 15 Februari 2021 / 16:47 WIB
Pastikan distribusi vaksin tahap kedua berjalan lancar, pemerintah gandeng swasta
ILUSTRASI. Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah mengkaji kesiapan cold chain atau rantai dingin di masing-masing daerah, dalam distribusi vaksin untuk program vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, kesiapan rantai dingin menjadi penentu keberhasilan program vaksinasi. Oleh karenanya, pemerintah terutama dari Kementerian Kesehatan sudah bekerjasama dengan pihak swasta yang telah memiliki pengalaman mumpuni di sektor distribusi.

"Ini tapi dikoordinir oleh PT Biofarma di dalam distribusi vaksin. Kalau yang awal itu Biofarma hanya sampai di provinsi tapi pada tahap dua ini distribusi itu sampai ke faskes," kata Maxi saat Konferensi Pers Daring Kementerian Kesehatan, Senin (15/2).

Maxi menegaskan distribusi vaksin untuk tahap kedua nantinya akan langsung hingga ke fasilitas kesehatan (faskes) yang melayani vaksinasi Covid-19. Disiapkan pula hub-hub yang akan disesuaikan dengan jumlah sasaran di tiap daerah.

Baca Juga: Dilakukan bertahap, vaksinasi tahap dua akan dimulai di 7 Provinsi di Jawa-Bali

"Jadi ini tidak cuma sampai provinsi jadi masing-masing sudah ada strategi dari Biofarma, masing-masing provinsi di samping cold storage di Dinas Kesehatan juga sudah membuat hub. Ada tujuh buah hub di seluruh Indonesia disesuaikan dengan jumlah sasaran, sehingga program vaksinasi ini bisa berjalan dengan baik," jelasnya.

Adapun untuk ketersediaan vaksin Covid-19 tahap kedua nantinya Maxi menambahkan, di akhir Februari ada ketersediaan sekitar 7,5 juta vaksin dan pada Maret minggu kedua ada tambahan lagi 11 juta vaksin.

"Jadi kita punya perkirakan ada 18 juta vaksin, yang akan kita untuk 9 juta sasaran, 70% akan didistribusi di Jawa-Bali karena hampir 70% kasus positif di 7 provinsi. Dari 70% itu ada sekitar 6,3 juta kami akan mendistribusikan menurut prioritas," imbuh Maxi.

Adapun prioritas pertama lansia akan di proporsikan 20%-30% dari populasi lansia yang ada di masing-masing provinsi. Total tahap pertama penerima vaksin untuk lansia di Jawa-Bali 2,1 juta penerima. 

Berkaca dari hal tersebut, Maxi menyebut pihaknya berencana mengajukan strategi pelaksanaan vaksinasi bagi lansia di ibu kota provinsi dahulu. Namun rencana tersebut masih dikomunikasikan dengan Komda Lansia.

Baca Juga: Vaksinasi tahap dua, pemerintah sasar petugas pelayanan publik hingga pedagang pasar

Kemudian pedagang pasar diproporsikan sekitar 50%-60%, guru akan mendapat proporsi 60%-70%, ASN, TNI dan Polri 20%-30% serta petugas pelayanan publik lain sekitar 10%-15%.

"Ini sudah kami hitung, dan ini akan jalan bersamaan bukan habiskan lansia dulu baru petugas publik. Jadi akan bersamaan sesuai ketersediaan vaksin. April InshaAllah datang vaksin sangat besar sehingga sasaran publik akan selesai dan juga lansia sisanya. Semua akan dapat vaksin tapi timing aja," jelasnya.

Sementara itu, sisanya atau 30% dari 18 juta dosis vaksin akan digunakan untuk vaksinasi di 27 provinsi lainnya di Indonesia.

Selanjutnya: Sanksi tolak vaksin virus corona semakin berat dan tegas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×