kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Partai Demokrat belum tentu usung Jokowi di Pilpres 2019


Selasa, 06 Maret 2018 / 14:20 WIB
Partai Demokrat belum tentu usung Jokowi di Pilpres 2019
ILUSTRASI. Nomor urut Partai Demokrat


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Partai Demokrat belum menentukan apakah akan mengusung Joko Widodo dalam Pilpres tahun depan.

Hal itu disampaikan Komandan satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menyambangi Istana Kepresidenan, Selasa (6/3).

"Sampai saat ini, Partai Demokrat belum memiliki sebuah sikap khusus terkait siapa yang akan diusung, tunggu tanggal mainnya," jelas AHY.

Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan, partai berlogo segitiga biru itu akan mendukung Jokowi. Pasalnya, hingga saat ini Jokowi merupakan merupakan kandidat terkuat dalam Pilpres 2019.

Terlebih saat ini Partai Demokrat hanya memegang tiket 10% dari aturan presidential threshold 20%, sehingga tidak memungkinkan bagi Partai Demokorat untuk mengusung calon presiden secara sendiri. Dalam artian, Partai Demokrat perlu berkoalisi dengan partai lain.

"Koalisi merupakan sebuah keniscayaan, tetapi kapan, dengan siapa, tentu akan terus dipikirkan dipertimbangkan dan dihitung segala sesuatunya," ujar AHY. Termasuk di dalamnya, memunculkan nama baru sebagai calon 'poros ketiga'.

Menurut AHY, masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu, meski persiapannya tinggal empat bulan lagi. "Tapi, sekali lagi dinamisnya politik Indonesia hari ini menyulitkan kita untuk menentukan secara konklusif hari ini terhadap sesuatu yg masih mungkin terjadi empat bulan ke depan," lanjut AHY.

"Sekali lagi dalam politik semuanya mungkin, tinggal apakah ada kompromi ada konsensus dari sejumlah partai politik yang kemudian mengatakan kita berada di poros satu, poros dua atau membangun poros ketiga," imbuhnya.

Untuk itu, menurutnya, lazim ketika partai-partai politik yang ikut Pemilu, termasuk Demokrat, masih mengkalkulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×