kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para ekonom ini prediksi BI akan pangkas suku bunga acuan 25 bps pada RDG Juni 2020


Selasa, 16 Juni 2020 / 16:45 WIB
Para ekonom ini prediksi BI akan pangkas suku bunga acuan 25 bps pada RDG Juni 2020
ILUSTRASI. Bank Indonesia's logo is seen at Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, January 17, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (17/6) dan Kamis (18/6).

Para ekonom pun memprediksi kalau bank sentral akan menurunkan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,25%.

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BRI turun jadi 5,23% dan Bank Mandiri turun ke 5,63%

Pengamat ekonomi sekaligus dosen Perbanas Intitute Piter Abdullah mengatakan, penurunan suku bunga acuan tersebut disebabkan oleh likuiditas global yang cukup melimpah, suku bunga global yang juga terus menurun, serta nilai tukar rupiah yang cenderung menguat.

"Walaupun rupiah seminggu terakhir ada tekanan pelemahan, tetapi BI masih punya ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan," kata Piter kepada Kontan.co.id, Selasa (16/6).

Lalu, pada awal 9 - 10 Juni 2020 yang lalu, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan alias fed fund rate (FFR) di kisaran 0% - 0,25%.

Baca Juga: Kurs dollar rupiah hari ini: Masih bertahan di level Rp 14.000

Keputusan ini menurut Piter tak akan berpengaruh banyak terhadap keputusan kalau BI menurunkan suku bunga acuannya di bulan ini. Menurutnya, saat ini interest rate differential sudah cukup lebar dan likuiditas global dinilai masih cukup berlimpah.

Senada dengan Piter, Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana juga memprediksi BI akan menurunkan suku bunga acuannya pada bulan ini.

Menurutnya, ini dipengaruhi oleh neraca perdagangan Mei 2020 yang mencetak surplus US$ 2,09 miliar akibat penurunan impor yang lebih tajam dari penurunan ekspor.

Baca Juga: Sentimen suku bunga acuan Bank Indonesia, tidak berpengaruh signifikan ke IHSG

Selain itu, ini juga didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah sebanyak 2,8% pada bulan Mei 2020 dan penambahan US$ 2,7 miliar pada FX reserve.

"Kami pikir bank sentral akan menggunakan jendela peluang terbatas ini dengan memanfaatkan ruangnya untuk pelonggaran moneter," tandas Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×