kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.259   -164,00   -1,02%
  • IDX 6.972   -135,45   -1,91%
  • KOMPAS100 1.040   -23,63   -2,22%
  • LQ45 817   -17,12   -2,05%
  • ISSI 213   -3,62   -1,67%
  • IDX30 417   -9,40   -2,20%
  • IDXHIDIV20 503   -10,13   -1,97%
  • IDX80 119   -2,70   -2,23%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,77   -1,95%

Oxford Economic ramal Indonesia jadi negara emerging market terbesar ketiga di 2028


Selasa, 26 Februari 2019 / 15:49 WIB
Oxford Economic ramal Indonesia jadi negara emerging market terbesar ketiga di 2028


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Oxford Economics memprediksi Indonesia akan menjadi negara emerging market nomor tiga yang menguasai perekonomian dunia satu dekade ke depan.

Pada tahun 2028, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1%. Tepat berada di bawah India dan Filipina yang diprediksi pertumbuhan ekonominya masing-masing mencapai 6,5% dan 5,3%.

Oxford Economics juga menjelaskan, kunci pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi adalah investasi dan peningkatan total faktor produktivitas alias total factor productivity (TFP). TFP didorong oleh pertumbuhan riset dan pengembangan (R&D) serta kualitas sumber daya manusia.

"Pendalaman modal memainkan peran yang kuat dalam mendorong pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di seluruh emerging market," jelas Kepala Ekonom Asia Oxford Economic Louis Kuijs dalam rilisnya yang berjudul Sustained growth in EMs calls for thrift and innovation, terbit pekan lalu.

Kontribusi pendalaman modal dan TFP dalam peningkatan produktivitas masing-masing sebesar 24% dan 45%. Hasil ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan Oxford Economics sepanjang 1998-2017.

Pendalaman modal ini berasal dari investasi. Emerging market pada prinsipnya dapat mengandalkan modal 'impor'. Namun, pendalam modal dalam bentuk tersebut sangat terbatas. 

Kondisi initerjadi pada 2018. Pada saat tekanan pasar pada emerging market yang bergantung pada pembiayaan asing seperti Turki,Indonesia dan India, maka kebijakan ekonomi makro diperketat.

"Dengan demikian, secara realistis, sebagian besar investasi harus dibiayai dengan tabungan domestik," jelas Louis.

Sedangkan terkait TFP, Indonesia perlu membuat kemajuan dalam hal menguasai teknologi, dan meningkatkan keterlibatan perusahaan dan atau orang-orang dalam inovasi serta R&D.

Sehingga dapat disimpulkan, Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar sesuai dengan prediksi di 2028 apabila memiliki tabungan domestik cukup untuk membiayai investasi secara berkelanjutan. Juga TFP dapat tumbuh dengan kokoh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×