kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme konsumen ambles di April 2020, ini tanggapan ekonom CORE


Minggu, 03 Mei 2020 / 21:19 WIB
Optimisme konsumen ambles di April 2020, ini tanggapan ekonom CORE
ILUSTRASI. Mobil terparkir di lahan parkir sebuah gedung, Jakarta, Kamis (30/4/2020). Indonesia Parking Association (IPA) mengatakan terjadi penurunan bisnis parkir mencapai 75 persen hingga 90 persen seiring dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan mewabahnya Covid-19, hasil survei konsumen Danareksa Research Institute menunjukkan bahwa optimisme konsumen menurun drastis di bulan April 2020.

Ini ditunjukkan dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan April sebesar 80,2 atau turun 20,5% dari hasil survei sebelumnya yang sebesar 101,10.

Melihat hal tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan bahwa wajar kalau indeks kepercayaan konsumen menurun di bulan April.

Baca Juga: Dampak corona, masyarakat kelas menengah-rapuh terancam masuk rentan miskin

Ini didorong oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mulai diterapkan secara masif dan munculnya potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kehilangan pekerjaan di sektor informal.

"Kalau bulan Maret PSBB hanya diterapkan di beberapa kota besar. Pada April, cakupan PSBB sudah lebih banyak. Kelompok pekerja formal menghadapi potensi turunnya pendapatan bersih dan pekerja informal kesulitan mendapatkan pendapatan," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (3/5).

Yusuf pun memberi imbauan bagi pemerintah untuk menjaga optimisme konsumen. Karena menurutnya, optimisme konsumen ke depan akan sangat tergantung dengan seberapa cepat pemerintah dalam melancarkan pertahanan terhadap dampak negatif Covid-19.

Yusuf memandang, salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga optimisme konsumen adalah dengan menunjukkan usaha yang lebih serius dalam menangani Covid-19 ini. Ini bisa dilakukan dengan rapid-test yang lebih masif.

Baca Juga: Survei Konsumen DRI: Optimisme konsumen turun tajam di April 2020

Di samping itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk menjaga daya beli masyarakat. Ini bisa ditingkatkan dengan meningkatkan validasi data penerima antara pemerintah pusat dan daerah sehingga bansos disalurkan pada orang yang benar-benar membutuhkan.

Terakhir, pemerintah juga perlu memikirkan ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Apalagi, bila Covid-19 ini bisa teratasi di tahun ini.

"Bagaimanapun, optimisme tentu akan banyak dipengaruhi oleh pendapatan. Hal ini bisa terjadi jika masyarakat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ke depannya," tandas Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×