kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai kekayaan kaum tajir Indonesia kian melesat


Senin, 04 Maret 2013 / 06:54 WIB
Nilai kekayaan kaum tajir Indonesia kian melesat
ILUSTRASI. Panen hasil benih jagung super hibrida produksi BISI.


Reporter: Adi Wikanto, Feri Kristianto |

JAKARTA. Dari tahun ke tahun, nilai kekayaan pengusaha kelas wahid di Indonesia semakin besar. Menurut penelitian Majalah Hurun Report di China, kekayaan orang tajir di Indonesia meningkat antara US$ 500 juta - US$ 1 miliar sepanjang tahun 2012-2013. Namun, majalah ini juga mencatat, banyak pengusaha Indonesia kehilangan aset, sehingga harus keluar dari daftar miliarder sejagad.

Per 28 Februari lalu Hurun Report mencatat, hanya 11 pengusaha Indonesia yang masuk daftar miliarder dunia. Padahal di tahun 2012 Majalah Forbes pernah mendata, sebanyak 17 pengusaha Indonesia yang beraset lebih dari US$ 1 miliar pada tahun 2012. Hurun Report menggunakan data per Januari 2013, sedangkan Forbes Maret 2012.

Membandingkan perhitungan kekayaan antara Forbes dan Hurun Report, kekayaan Chairul Tanjung (CT), pemilik CT Corp, naik tertinggi mencapai US$ 1 miliar menjadi US$ 3 miliar. Hal ini tidak terlepas dari aksi korporasi CT pada tahun lalu, yang memborong 60% saham PT Carrefour Indonesia dan menempatkannya sebagai pemegang 100% saham peritel itu. Pembelian saham Carrefour ini menghabiskan dana US$ 750 juta.

Michael Hartono, pemilik Bank Central Asia (BCA)bertambah US$ 800 juta dan saudaranya R. Budi Hartono, naik US$ 600 juta. Sementara, Lo Tuck Kwong, bos Bayan Resources, harus rela kekayaannya berkurang menjadi US$ 1,8 miliar, Peter Sondakh turun US$ 900 juta dan Kiki Barki menurun US$ 200 juta.

Sementara, pengusaha yang sebelumnya masuk daftar terkaya versi Forbes tapi tidak masuk daftar Hurun Report antara lain Sukanto Tanoto, Sri Prakash Lohia, Hary Tanoesoedibjo, Djoko Susanto dan Garibaldi Thohir. Di Forbes, para konglomerat itu memiliki kekayaan antara US$ 1 miliar-US$ 1,5 miliar.

Lana Soelistyaningsih, Ekonom Samuel Sekuritas, menilai kondisi bisnis tahun 2012 mempengaruhi naik turunnya jumlah kekayaan. Misalnya, pengusaha sektor batubara, Garibaldi Thohir harus rela asetnya turun karena harga komoditas itu anjlok. Sedangkan bisnis di sektor keuangan masih memberi fulus yang menggiurkan. Sebut saja BCA, yang menurut Bank Indonesia (BI) mengantongi laba bersih sekitar Rp 11,93 triliun per Desember 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×