Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan mencatatkan surplus hingga Oktober 2017.
Sejumlah ekonom yang dihubungi Kontan.co.id memproyeksi, neraca perdagangan Oktober 2017 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (15/11) besok masih akan mencatat surplus besar, yaitu lebih dari US$ 1 miliar.
Ekonom Bank Central Asial (BCA) David Sumual memproyeksi, neraca perdagangan Oktober akan mencatat surplus sekitar US$ 1,3 miliar. Namun angka itu lebih rendah dari surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,76 miliar.
David bilang, surplus tersebut masih didorong oleh kinerja ekspor. Utamanya karena harga komoditas non migas, yakni batubara. Di sisi lain, harga minyak mentah juga mulai meningkat meski peningkatannya terjadi mulai akhir bulan lalu.
Di sisi lain, "impor lebih tinggi karena kenaikan harga komoditas," kata David kepada KONTAN, Senin (13/11).
Namun demikian, David memperkirakan nilai impor bahan baku tak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya meski menjelang akhir tahun. Sebab, pengusaha melihat permintaan di akhir tahun tak sebesar tahun sebelumnya.
David juga memperkirakan, Indonesia akan menikmati surplus neraca perdagangan besar di tahun ini. Ia memperkirakan sepanjang 2017, surplus neraca dagang akan mencapai sekitar US$ 14 miliar.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga memproyeksi surplus neraca perdagangan bulan lalu sekitar US$ 1 miliar-US$ 1,3 miliar.
Surplus tersebut dipicu oleh kenaikan ekspor komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit seiring pemulihan industri manufaktur China serta kenaikan minyak mentah menjelang musim dingin.
"Namun perlu dicermati bulan Oktober sebagai awal mula dari tren kenaikan impor khususnya barang konsumsi untuk memenuhi stok jelang libur Natal dan tahun baru," kata Bhima.
Kenaikan nilai impor juga dipengaruhi faktor pelemahan kurs rupiah terhadap dolar sejak akhir September.
Ekonom Development Bank of Singapore Gundy Cahyadi memproyeksi kinerja ekspor dan impor tahun ini masing-masing akan tumbuh 15,5% year on year (YoY) dan 15,9% YoY. Sehingga, surplus neraca dagang Oktober bisa mencapai US$ 1,4 miliar.
Lebih besar lagi, Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan, surplus neraca dagang bulan lalu mencapai US$ 1,64 miliar dengan pertumbuhan ekspor dan impor masing-masing sebesar US$ 15,4% YoY dan 13,92% YoY.
Begitu juga dengan Ekonom Bank Permata Josua Pardede yang memperkirakan surplus neraca dagang Oktober 2017 sebesar US$ 1,71 miliar. Sementara itu, Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra memperkirakan surplus bulan lalu sebesar US$ 1,85 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News