kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -96,00   -0,58%
  • IDX 7.174   31,13   0,44%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 816   3,34   0,41%
  • ISSI 225   1,43   0,64%
  • IDX30 426   2,51   0,59%
  • IDXHIDIV20 506   2,94   0,58%
  • IDX80 118   0,54   0,46%
  • IDXV30 120   0,81   0,68%
  • IDXQ30 140   0,62   0,44%

Negara-negara produsen karet hasilkan komunike bersama


Rabu, 16 Oktober 2019 / 21:15 WIB
Negara-negara produsen karet hasilkan komunike bersama
ILUSTRASI. Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seluruh anggota Asosiasi Negara-negara Produsen Karet Alam (Association of Natural Rubber Producing Countries/ANRPC) berhasil menyepakati suatu komunike bersama (joint communique) yang diinisiasi Indonesia.

Inti pokok dari komunike itu adalah melindungi petani kecil dalam konteks menjaga keberlanjutan sektor karet alam. 

Joint Communique ANRPC merupakan momentum bersama negara anggota dalam menyatakan sikap terhadap keberlanjutan karet alam yang diinisiasi Indonesia,” ujar Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Antonius Yudi Triantoro dalam siaran persnya, Rabu (16/10).

Baca Juga: Ekspor Indonesia ke Korea Selatan ditargetkan naik hingga 20% setelah IK-CEPA diteken

Yudi menjelaskan, ada tiga isu utama yang dibahas dalam pertemuan tahunan organisasi internasional negara produsen karet alam 13 negara ini. "Ketiga isu tersebut, yaitu stabilisasi harga, pengendalian penyakit pada tanaman karet, dan keberlanjutan sektor karet," jelas Yudi.

Pembahasan isu tersebut meliputi kegiatan yang telah dilaksanakan dan berbagai inisiatif kerja sama yang akan dilakukan negara dalam menanggapi berbagai tantangan yang sedang dihadapi negara produsen dalam perdagangan global karet alam. 

Tantangan tersebut, antara lain harga karet yang rendah, penyakit yang memengaruhi produksi, dan konsep keberlanjutan yang semakin digaungkan konsumen. Hal itu memaksa negara-negara anggota ANRPC bekerja bersama. 

Baca Juga: Gelar TEI ke-34, Kemendag sediakan help desk bagi pelaku usaha

Negara anggota ANRPC sepakat bahwa konsep keberlanjutan perlu dilihat secara komprehesif, yaitu mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

"Pada dasarnya, pemerintah selalu berusaha mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi sektor karet alam. Indonesia bersama negara anggota ANRPC berkomitmen melindungi petani kecil dalam rangka menjaga keberlanjutan sektor karet alam," kata Yudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×