Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari Perjanjian Iklim Paris berdampak pada posisi leader atau pemimpin dalam proyek Pendanaan Kemitraan Transisi Energi yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP).
Menurut Kepala Sekretariat JETP Indonesia Paul Butar-butar, saat ini Jerman telah disepakati akan menggantikan posisi AS sebagai pemimpin dalam proyek pendanaan tersebut.
"Co-lead susah disepakati akan berpindah dari US ke Jerman, bersama dengan Jepang," ungkap dia saat dikonfirmasi Kontan, Rabu (29/01).
Asal tahu saja, sebelumnya, selain Amerika Serikat, pimpinan dalam pendanaan JETP ini adalah Jepang, dengan anggota Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa. Semua negara-negara tersebut tergabung dalam International Partners Group (IPG).
Melalui JETP Indonesia, sebelumnya telah disepakati pendanaan publik dan swasta senilai US$ 20 miliar guna mendukung transisi energi yang adil di Indonesia.
Adapun terkait pendanaan, Paul bilang cabutnya AS dari perjanjian iklim Paris tidak akan berdampak pada kelanjutan pendanaan tahun ini.
Baca Juga: AS Tarik Diri dari Perjanjian Iklim Paris, Kelanjutan Pendanaan JETP Dipertanyakan
"Tidak berdampak, karena janji US untuk menyediakan guarante sebesar US$ 1 miliar sudah ditandatangani dengan bank dunia. Jadi Indonesia sudah bisa pakai pinjaman itu untuk transisi energi. Tergantung pemerintah pinjaman itu mau di pake untuk apa," jelasnya.
Yang terbaru, Paul bilang saat ini JETP Indonesia sedang melakukan tahap finalisasi pendanaan dari U.S. International Development Finance Corporation (DFC) atau Bank Pembangunan Amerika untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen yang dimiliki oleh Medco Energi dan terletak di Blawan Ijen, Jawa Timur.
"Tahap finalisasi pinjaman DFC untuk PLTP Ijen sebesar US$ 126 juta," tambahnya.
Selain dana JETP yang sudah disetujui mencapai US$ 1 miliar, Paul bilang pihaknya tengah menggenjot agar nilai pinjaman naik hingga US$ 6 miliar.
Sayangnya saat ditanya mengenai besar bunga pinjaman, Paul bilang besarannya hanya diketaui oleh pihak bank yang melakukan pinjaman dan si peminjam.
"Kami tidak tau bunganya, karena informasi ini hanya diketahui oleh bank dan peminjam. Tapi yang pasti bunga lebih murah dari bunga komersial," tutupnya.
Selanjutnya: Mitsubishi Fuso Tambah Dua Bengkel Siaga 24 Jam di Awal Tahun 2025
Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 30 Januari-2 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News