kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.219   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.104   7,24   0,10%
  • KOMPAS100 1.061   -1,37   -0,13%
  • LQ45 835   -0,87   -0,10%
  • ISSI 215   0,34   0,16%
  • IDX30 426   -0,30   -0,07%
  • IDXHIDIV20 514   0,72   0,14%
  • IDX80 121   -0,16   -0,13%
  • IDXV30 125   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Minim penyerapan, defisit APBN turun


Kamis, 01 Agustus 2013 / 07:21 WIB
Minim penyerapan, defisit APBN turun


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sampai akhir Juli 2013, penyerapan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih minim. Minimnya penyerapan terjadi karena adanya anggaran yang diblokir Kementerian Keuangan (Kemkeu), sehingga belum bisa digunakan oleh Kementrian/Lembaga (K/L) terkait.


Direktur Jenderal (Dirjen)  Anggaran Kemkeu, Akolani mengakui penyerapan anggaran masih menjadi masalah yang dihadapi pihaknya. "Hingga Juli masih ada sekitar Rp 36 triliun yang di blokir," katanya, ranu (31/7).


Untuk itu, Kemkeu sudah memanggil K/L terkait untuk mempercepat proses pencairan anggaran dengan melengkapi semua dokumen pendukung. Walau ada komitmen K/L untuk segera mencairkan anggaran, namun Akolani pesimis seluruh dana yang diblokir bisa terserap semua. "Yang mampu dicairkan baru Rp 24 triliun," katanya.


Minimnya penyerapan anggaran membuat defisit APBN 2013 sampai 28 Juli 2013 turun menjadi Rp 31,5 triliun. Nilai itu lebih rendah dari realisasi defisit sampai Juni 2013 atau semester pertama 2013 sebesar Rp 54,5 triliun.


Data Kemkeu menunjukkan, berkurangnya defisit karena minimnya belanja negara dalam satu bulan terakhir. Total belanja Juli 2013 hanya sebesar Rp 761,2 triliun, naik Rp 83,5 triliun dibanding realisasi belanja semester pertama  2013 sebesar Rp 677,7 triliun. Jumlah belanja Juli 2013, tidak sebanding dengan realisasi penerimaan negara yang naik  Rp 106,5 triliun dari Rp 623,2 triliun di semester pertama menjadi Rp 729,7 triliun.


Agar penyerapan tidak menjadi masalah lagi di 2014, Akolani mengatakan pemerintah telah menyiapkan formula untuk mempercepat penyerapan. Caranya adalah dengan memperpendek transfer dokumen dari K/L ke Kemkeu.


Dengan formula itu, nantinya dokumen yang tidak perlu dibahas di Kemkeu tidak perlu dikirimkan dan cukup dibahas di masing-masing K/L, contohnya dokumen teknis kebutuhan anggaran.


Ekonom Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih bilang, pemerintah selalu menunda-nunda penggunaan anggaran mendekati akhir tahun. Oleh karena itu dia pesimistis target penyerapan anggaran 2013 tercapai.


Menurutnya pada periode Januari-Juli tahun lalu, realisasi  penyerapan anggaran belanja pemerintah mencapai 44,5%. Sementara tahun ini realisasi penggunaan anggaran belanja negara tidak jauh beda yaitu 44,1%. Artinya permasalahan penyerapan anggaran setiap tahun terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×