kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Minim penyerapan, defisit APBN turun


Kamis, 01 Agustus 2013 / 07:21 WIB
Minim penyerapan, defisit APBN turun
ILUSTRASI. Ini Penyakit Umum pada Anjing yang Dipengaruhi oleh Nutrisi


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sampai akhir Juli 2013, penyerapan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih minim. Minimnya penyerapan terjadi karena adanya anggaran yang diblokir Kementerian Keuangan (Kemkeu), sehingga belum bisa digunakan oleh Kementrian/Lembaga (K/L) terkait.


Direktur Jenderal (Dirjen)  Anggaran Kemkeu, Akolani mengakui penyerapan anggaran masih menjadi masalah yang dihadapi pihaknya. "Hingga Juli masih ada sekitar Rp 36 triliun yang di blokir," katanya, ranu (31/7).


Untuk itu, Kemkeu sudah memanggil K/L terkait untuk mempercepat proses pencairan anggaran dengan melengkapi semua dokumen pendukung. Walau ada komitmen K/L untuk segera mencairkan anggaran, namun Akolani pesimis seluruh dana yang diblokir bisa terserap semua. "Yang mampu dicairkan baru Rp 24 triliun," katanya.


Minimnya penyerapan anggaran membuat defisit APBN 2013 sampai 28 Juli 2013 turun menjadi Rp 31,5 triliun. Nilai itu lebih rendah dari realisasi defisit sampai Juni 2013 atau semester pertama 2013 sebesar Rp 54,5 triliun.


Data Kemkeu menunjukkan, berkurangnya defisit karena minimnya belanja negara dalam satu bulan terakhir. Total belanja Juli 2013 hanya sebesar Rp 761,2 triliun, naik Rp 83,5 triliun dibanding realisasi belanja semester pertama  2013 sebesar Rp 677,7 triliun. Jumlah belanja Juli 2013, tidak sebanding dengan realisasi penerimaan negara yang naik  Rp 106,5 triliun dari Rp 623,2 triliun di semester pertama menjadi Rp 729,7 triliun.


Agar penyerapan tidak menjadi masalah lagi di 2014, Akolani mengatakan pemerintah telah menyiapkan formula untuk mempercepat penyerapan. Caranya adalah dengan memperpendek transfer dokumen dari K/L ke Kemkeu.


Dengan formula itu, nantinya dokumen yang tidak perlu dibahas di Kemkeu tidak perlu dikirimkan dan cukup dibahas di masing-masing K/L, contohnya dokumen teknis kebutuhan anggaran.


Ekonom Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih bilang, pemerintah selalu menunda-nunda penggunaan anggaran mendekati akhir tahun. Oleh karena itu dia pesimistis target penyerapan anggaran 2013 tercapai.


Menurutnya pada periode Januari-Juli tahun lalu, realisasi  penyerapan anggaran belanja pemerintah mencapai 44,5%. Sementara tahun ini realisasi penggunaan anggaran belanja negara tidak jauh beda yaitu 44,1%. Artinya permasalahan penyerapan anggaran setiap tahun terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×