Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala BKPM Rosan Roeslani menegaskan, pemerintah menaruh perhatian serius terhadap isu premanisme yang marak terjadi di sejumlah kawasan industri, termasuk di pabrik BYD.
Ia mengatakan, praktik semacam ini dapat memberikan dampak negatif terhadap iklim investasi di Indonesia.
"Kami pun dapatin laporannya dan kami pun berkoordinasi dengan Kapolri dan juga dengan pemerintah daerah untuk memastikan hal-hal ini jangan terjadilah gitu. Karena ini memberikan dampak yang negatif ya terhadap investasi yang masuk," ujar Rosan kepada awak media di Jakarta, Selasa (29/4).
Baca Juga: Soal Gangguan Ormas di Pabrik BYD, Wamenperin: Mereka Bisa Atasi
Menurut Rosan, tindakan premanisme yang mengganggu operasional pabrik dan investor tidak bisa ditoleransi. Ia menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil langkah konkret untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
"Saya juga sudah perintahkan untuk semua laporan ini kita juga koordinasi langsung baik dari Kapolri, Kapolda, Kapolres, bahkan Kapolsek. Kami sudah berkoordinasi untuk memastikan hal-hal ini tidak boleh terjadi lagi," katanya
Rosan juga mengonfirmasi bahwa keluhan dari para investor memang sudah masuk terkait tindakan premanisme tersebut
“Ya, ada [aduan dari investor],” tegasnya.
Baca Juga: Investasi Rp 30 Triliun dari Korea Berpotensi Terhambat Gara-Gara Gangguan Ormas
Selanjutnya: Menteri Rosan: Group Huayou Siap Tambah Investasi Hingga US$ 20 Miliar di Indonesia
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Denpasar Cerah, Tapi, 4 Daerah Ini akan Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News