kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Investasi Rp 30 Triliun dari Korea Berpotensi Terhambat Gara-Gara Gangguan Ormas


Senin, 28 April 2025 / 20:39 WIB
Investasi Rp 30 Triliun dari Korea Berpotensi Terhambat Gara-Gara Gangguan Ormas
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani (kanan) bertemu sejumlah delegasi pengusaha Korea Selatan di Ruang Rapat Besar Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/4/2025). Presiden menerima kunjungan kehormatan sejumlah delegasi pengusaha Korea Selatan yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa total investasi yang telah direalisasikan oleh 19 grup perusahaan asal Korea mencapai hampir US$ 15,4 miliar.

Setelah pertemuan hari ini Senin (28/4), para pengusaha Korea berencana untuk menambah investasi sebesar US$ 1,7 miliar (setara dengan Rp 30 triliun).

Namun, Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengingatkan, agar investasi tersebut tidak hanya sekadar rencana tanpa realisasi.

Baca Juga: Rosan Ungkap Prabowo Minta Evaluasi Total Direksi BUMN yang Masuk Danantara

Ia mencatat bahwa sebelumnya, beberapa perusahaan besar asal Korea, seperti LG, pernah membatalkan rencana investasi mereka di Indonesia.

Menurut Nailul, investasi sebesar Rp 30 triliun merupakan jumlah yang besar dan dapat memberikan manfaat signifikan, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.

"Pemerintah tentu harus memperbaiki iklim investasi, mulai dari pemberantasan ormas yang meresahkan industri-industri strategis nasional," ujarnya dalam wawancara dengan Kontan, Senin (28/4).

Nailul menilai bahwa meskipun ada komitmen investasi yang sudah di ujung mata, seringkali investasi tidak terealisasi karena masalah iklim investasi yang tidak mendukung di lapangan.

Baca Juga: Usai Bertemu Prabowo, Pengusaha Korea Akan Tambah Investasi Rp 30 Triliun

Salah satu hambatan utama adalah tingginya biaya investasi yang tidak terduga, seperti uang pelicin dan biaya jatah preman.

Lebih lanjut, Nailul mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan lebih besar terhadap industri dalam negeri melalui program-program perlindungan, seperti program tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan inisiatif lainnya yang dapat memperkuat daya saing sektor industri nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×