kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri Puspayoga ajak tukang ojek berkoperasi


Selasa, 22 September 2015 / 22:45 WIB
Menteri Puspayoga ajak tukang ojek berkoperasi


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

 Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga siap memfasilitasi dan mendukung rencana para tukang ojek pangkalan se-Jabodetabek dan Banten yang akan membuat wadah koperasi.

"Kami menyambut baik dan mendukung penuh rencana mereka untuk membuat koperasi. Karena, para tukang ojek pangkalan itu telah membantu pemerintah dalam mengentaskan pengangguran. Dan juga membantu masyarakat dalam hal transportasi," kata Puspayoga usai menerima Geo Institute dan perwakilan tukang ojek pangkalan se-Jabodetabek di Jakarta, Selasa malam (22/9).

Menkop berharap koperasi para tukang ojek pangkalan itu nantinya dikelola secara profesional dengan pengurus para profesional yang memang paham berkoperasi.

Jadi, kata dia, bukan sekadar membentuk wadah koperasi melainkan dikelola oleh orang-orang yang benar-benar profesional.

"Selain itu, nantinya juga keluarga para tukang ojek pangkalan itu seperti istri dan anak-anaknya akan diberi pelatihan oleh kami dalam berwirausaha. Ketika, bapaknya mengojek, istri atau anak-anaknya juga berwirausaha. Sehingga, kesejahteraan masyarakat, khususnya para tukang ojek pangkalan bisa terwujud, koperasi para tukang ojek pangkalan harus segera direalisasikan," kata Puspayoga.

Pada kesempatan yang sama, Fery Dermawan yang mewakili para tukang ojek se-Jabodetabek dan Banten, menyebutkan ide untuk berkoperasi itu tercetus pada 25 Agustus 2015 dari pertemuan antara para tukang ojek pangkalan dengan tokoh-tokoh seperti Jaya Suprana, Hermawan Kertajaya, dan Sri Edi Swasono.

"Ide bermula karena kami melihat ada ketimpangan pendapatan dan pemberitaan media massa antara tukang ojek pangkalan dengan tukang ojek online. Begitu juga dengan perhatian pemerintah terhadap para tukang ojek pangkalan masih dirasa kurang selama ini," kata Fery.

Ia menambahkan tukang ojek akhirnya memilih berkoperasi karena dengan koperasi sama artinya dengan mewujudkan ekonomi kerakyatan.

"Kementerian Koperasi dan UKM menyambut rencana para tukang ojek pangkalan se-Jabodetabek dan Banten untuk membentuk koperasi. Pendirian akte notaris pun gratis," kata dia.

Menurut Fery, koperasi yang nantinya akan bernama Koperasi Komunitas Ojek Indonesia (KOI) ini akan menyasar tiga provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten) sebagai pilot project.

Keuntungan yang akan didapatkan anggota koperasi diantaranya berupa asuransi kecelakaan kerja, yang akan diurus oleh koperasi tersebut.

Kedua, servis dan perawatan motor akan dikelola koperasi bekerja sama dengan bengkel-bengkel motor.

Bahkan, bukan tidak mungkin nantinya koperasi akan memiliki bengkel motor sendiri, khusus anggota.

"Koperasi pun nantinya yang akan membina keluarga tukang ojek pangkalan dalam berwirausaha," kata Fery.

Tak hanya itu, lanjut Fery, koperasi milik para tukang ojek pangkalan itu juga akan menerapkan sistem aplikasi online seperti Go-Jek atau Grab Bike.

"Kami sudah bekerja sama dengan teman-teman IT untuk segera merealisasikan hal itu segera. Namun, meski nantinya kami sudah sistem online, sistem antrean penumpang di pangkalan tidak akan kami hilangkan, karena itu sebuah tradisi kebersamaan," kata Fery. (Hanni Sofia Soepardi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×