Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Konflik China dan Taiwan kembali memanas. Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia khawatir konflik geopolitik antara China dan Taiwan akan berdampak pada ekonomi Indonesia, khususnya aliran investasi hingga ekspor impor.
Hal ini mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia. Menurutnya, kondisi ini melahirkan ketidakpastian dan kecemasan di antara para pemimpin dunia dan pelaku ekonomi.
"Kondisi geopolitik yang tidak menentu memperparah konsisi ekonomi global," terang Bahlil di Bali, Selasa (15/11).
Baca Juga: Pertemuan Selama 3,5 Jam Xi Jinping - Joe Biden, Puncak Kemesraan AS China di Bali
Bahlil juga memperkirakan pada tahun 2023 kondisi ekonomi dunia jauh lebih menantang. "Atau dalam bahasa saya ekonomi gelap," tuturnya.
Meski demikian, Bahlil bilang, kondisi ekonomi Indonesia masih salah satu yang terbaik diantara negara G20. Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tercatat tumbuh 5,75%.
Meskipun jika dilihat di kawasan Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia kalah dari pertumbuhan ekonomi negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam.
Asal tahu saja, konflik China dan Taiwan kembali memanas usai China melangsungkan latihan militer di Selat Taiwan pada Kamis (4/8).
Jauh sebelum konflik ini, hubungan China dan Taiwan beberapa kali sempat memanas.
Konflik keduanya tak lepas dari China yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatan negaranya. Di sisi lain, Taiwan tak mengakui klaim China tersebut.
Baca Juga: Janji Biden: Tak Akan Ada Perang Dingin Baru dengan China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News