kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.479   106,00   0,64%
  • IDX 6.533   262,74   4,19%
  • KOMPAS100 953   45,36   5,00%
  • LQ45 740   36,39   5,17%
  • ISSI 203   6,12   3,11%
  • IDX30 383   18,87   5,18%
  • IDXHIDIV20 464   19,03   4,28%
  • IDX80 108   4,79   4,65%
  • IDXV30 111   3,31   3,07%
  • IDXQ30 126   5,73   4,77%

Mentan tegaskan beras plastik tak mungkin untung


Senin, 25 Mei 2015 / 15:35 WIB
Mentan tegaskan beras plastik tak mungkin untung
ILUSTRASI. Ilustrasi mengenali ciri dan kriteria asuransi jiwa terbaik.


Sumber: Antara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, beras plastik tidak mungkin menguntungkan dibandingkan beras asli karena harganya lebih mahal.

"Secara bisnis ini tidak memungkinkan, plastik Rp 12.000 per satu kilogram, sedangkan beras Rp 7.300 per satu kilogram," kata Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (25/5), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, kemungkinan ada agenda lain di luar mencari keuntungan terkait kasus beredarnya beras plastik. Ia mengaku tidak tahu motifnya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah ke pasar melakukan sidak terkait isu tersebut agar masalah tersebut segera terselesaikan. Kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan.

Amaran menyarankan, warga untuk mengkonsumsi beras dalam negeri agar terbebas dari beras plastik. (baca: Tiongkok Janji Bantu soal Beras Plastik)

"Yah, kita coba ambil hikmahnya saja, sebagai warga Indonesia mari mengkonsumsi produk-produk dalam negeri," kata Amran.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat untuk tidak khawatir dalam menghadapi isu beras plastik yang beredar di beberapa daerah. Menurut Kalla, pemerintah tetap harus mencermati masalah beras plastik tersebut.

Dia menambahkan pemerintah sedang mengkaji penyebab adanya isu beras plastik yang tersebar di sejumlah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×