kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Menko Darmin: Perbaiki supply side demi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi


Kamis, 09 Mei 2019 / 18:50 WIB
Menko Darmin: Perbaiki supply side demi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tetap konsisten membenahi perekonomian dari sisi supply side dalam kerangka perencanaan pembangunan. Gagasan tersebut ditempuh melalui upaya pembangunan infrastruktur, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan perbaikan tata kelola pertanahan.


Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2019, Kamis (9/5).

“Ketiganya adalah persoalan yang perlu dibenahi dari dulu. Kita bukan sekedar mengejar pertumbuhan, tapi juga mendorong pemerataan,” ujar Darmin.

Ia mengakui, negara yang membangun infrastruktur secara besar-besaran pasti memiliki capital outflow ratio yang tinggi. Artinya, diperlukan modal atau dana yang lebih besar untuk mendorong 1% pertumbuhan.

Itulah yang dialami Indonesia sepanjang lima tahun terakhir lantaran pemerintahan Presiden Joko Widodo fokus pada pembangunan infrastruktur secara nasional. Lantas, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sukar terdorong ke atas level 5% seperti yang diharapkan selama ini.

"Dalam ekonomi, membangun infrastruktur itu memerlukan biaya yang mahal. Namun biaya yang mahal itu akan terbayar dengan pembangunan jangka panjang, hingga 30-40 tahun,” tutur Darmin.

Oleh karena itu, Darmin menambahkan, selain dengan terus membangun infrastruktur, pemerintah akan menyandingkannya dengan persoalan SDM dan pertanahan untuk menaikkan angka pertumbuhan. Hal tersebut diyakini dapat menurunkan capital outflow ratio ke tingkat yang lebih rendah.

Tingkat capital outflow ratio yang rendah lah yang kemudian dapat membawa Indonesia mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari saat ini.

“Jadi dengan saving yang sama, mobilisasi dana asing yang sama, namun dengan capital outflow ratio yang lebih rendah, kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” katanya.

Darmin pun meyakini bahwa fokus kepada pembangunan infrastruktur sejak awal pemerintahan adalah keputusan yang tepat. Meski realisasi pertumbuhan sedikit lebih rendah dari yang diharapkan, Darmin menyatakan pemerataan ekonomi Indonesia sejauh ini cukup bagus.

Menurutnya, ini merupakan capaian yang jarang terjadi, yaitu melakukan pembangunan infrastruktur secara gencar sambil melakukan pemerataan ekonomi.

Ekonomi yang lebih merata terlihat dari turunnya angka kemiskinan ke level terendah yaitu 9,66% per September 2018, juga tingkat pengangguran yang menurun ke level 5,34% per Agustus 2018. Sementara, angka kesenjangan ekonomi yang ditunjukkan oleh rasio gini juga berhasil ditekan ke level 0,384 pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×