Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pandemi Covid-19 memaksa banyak negara melakukan respon cepat dalam kemampuan fiskalnya. Termasuk Indonesia.
Salah satunya dengan melebarkan defisit atas angarannya. “Bahkan negara yang sudah memilki kemampuan pengelolaan anggaran secara prudent pun terpaksa harus melakukan defisit financing,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam video conference dengan Badan Anggaran, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (4/5).
Menkeu lantas mencontohkan negara Australia dan Singapura yang juga harus mengubah komposisi APBN negaranya untuk menangani pandemi Covid-19.
“Australia Singapura adalah dua negara yang selama ini selalu sangat prudent di dalam fiscal policy. Tahun ini ekspansi fiskal mencapai mendekati 11% dan hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan mereka mengubah APBN secara berturut-turut,” jelas Menkeu.
Menurut Menkeu, dalam kondisi saat ini, peran dari negara begitu sangat dibutuhkan karena sisi kesehatan sosial dan ekonomi masyarakat terkena efek paparan corona atau Covid-19.
Tak Cuma Australia dan Singapura, Amerika Serikat pun menambah defisit fiskal 10,5. Rasio utang terhadap PDB Malasyia juga dipaksa untuk menambah lagi utangnya dengan melakukan defisit hingga mencapai 10%.
Dengan begitu, pelebaran defisit fiskal di tengah pandemi Covid-19 tak hanya terjadi di Indonesia yang melebarkan defisit fiskal dari 3% menjadi 5,07% atau sekitar Rp 852,9 triliun. “Semua Menteri Keuangan melakukan perubahan APBN hanya dalam waktu yang sangat cepat yang dilakukan dengan emergency yang luar biasa,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
