CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.402   40,19   0,48%
  • KOMPAS100 1.164   5,42   0,47%
  • LQ45 849   5,22   0,62%
  • ISSI 293   1,40   0,48%
  • IDX30 442   1,89   0,43%
  • IDXHIDIV20 514   2,90   0,57%
  • IDX80 131   0,79   0,60%
  • IDXV30 135   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 142   0,88   0,62%

Menkeu Purbaya: Jangan Naikkan Pajak Saat Lesu, Itu Bisa Bikin Resesi!


Rabu, 29 Oktober 2025 / 12:39 WIB
Menkeu Purbaya: Jangan Naikkan Pajak Saat Lesu, Itu Bisa Bikin Resesi!
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan kebijakan fiskal di tengah perlambatan ekonomi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan kebijakan fiskal di tengah perlambatan ekonomi.

Ia menegaskan bahwa menaikkan pajak di saat daya dorong ekonomi sedang melemah justru berisiko memperparah penurunan dan bahkan bisa menyeret Indonesia ke jurang resesi.

"Saya bisa kenakan pajak seperti itu, tapi gak ada gunanya. Makin jatuh ekonominya pendapatan pajak juga makin kecil kan? Saya naikin lagi pajak, makin kecil lagi pajak. Akibatnya ya ekonominya akan terus turun ke bawah. Mungkin ke resesi yang mungkin parah," ujar Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, Selasa (28/10/2025).

Baca Juga: Purbaya Minta Dana Rp 200 Triliun di Perbankan Tak Disalurkan ke Konglomerat

Ia mengaku tidak segan menyampaikan kritik terhadap kebijakan sebelumnya, karena menurutnya, perbaikan hanya bisa dilakukan jika kesalahan diakui terlebih dahulu.

"Kalau saya gak tunjukin kesalahannya saya gak bisa betulin," katanya.

Menurut Purbaya, sejak awal tahun hingga April 2025 sempat terlihat tanda-tanda pemulihan berkat perbaikan arah kebijakan.

Namun kondisi itu kembali menurun pada Mei hingga Agustus, ketika likuiditas di sistem ekonomi menurun tajam.

Purbaya kemudian menekankan pentingnya kebijakan counter-cyclical, yaitu kebijakan yang menahan laju ekonomi ketika sedang panas, dan mendorongnya ketika sedang melemah.

Namun, menurutnya, justru banyak kebijakan yang bersifat pro-cyclical, seperti kenaikan pajak di tengah perlambatan ekonomi.

Sebagai langkah cepat, Purbaya memilih mengoptimalkan dana pemerintah yang selama ini mengendap di bank sentral tanpa harus langsung melakukan ekspansi fiskal besar-besaran.

Baca Juga: Akhir Upaya Sandra Dewi: Aset Disita, Siap Dilelang Tutupi Kerugian Negara

Langkah tersebut, lanjutnya, bukan kebijakan rumit, namun efektif memperbaiki sirkulasi uang di perekonomian nasional.

"Saya lihat kan pemerintah punya uang banyak di Bank Sentral. Setiap tahun tuh Rp 400 triliun hingga Rp 500 triliun sisanya. Jadi saya pikir kita belanjakan itu cepat. Saya balikin Rp 200 triliun ke sistem ekonomi," pungkasnya. 

Selanjutnya: Liverpool vs Crystal Palace, Live Streaming, Prediksi & Jadwal Carabao Cup Putaran 4

Menarik Dibaca: Realme GT 8 Pro Sematkan Lensa Telefoto Periskop ISOCELL HP5 200MP,Cek Detailnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×