CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.404   41,98   0,50%
  • KOMPAS100 1.165   5,91   0,51%
  • LQ45 849   5,43   0,64%
  • ISSI 294   1,75   0,60%
  • IDX30 442   1,72   0,39%
  • IDXHIDIV20 514   2,98   0,58%
  • IDX80 131   0,82   0,63%
  • IDXV30 135   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 142   1,02   0,73%

Menkeu: Penurunan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan Jadi Cerminan Pemulihan Ekonomi


Selasa, 22 Maret 2022 / 13:04 WIB
Menkeu: Penurunan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan Jadi Cerminan Pemulihan Ekonomi
ILUSTRASI. Pekerja menyeberang di pelican cross Tosari saat jam pulang kerja di Jakarta, Senin (8/11/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang mengalami tren pemulihan, setelah serangkaian cara dan strategi telah dilakukan. Membaiknya ekonomi seiring dengan turunnya angka kemiskinan dan juga pengangguran.

Dia mencatat, tingkat pengangguran masyarakat saat ini mulai menurun. Sebelum pandemi, tingkat pengangguran berada di level 6%. Akan tetapi, setelah pandemi Covid-19 mulai reda, tingkat pengangguran meningkat jadi 7%.

Setelah ekonomi mulai pulih, Sri Mulyani bilang, tingkat pengangguran sudah turun menjadi 6,7%. Pihaknya akan terus berupaya, bahkan akan menciptakan sebanyak 2,67 juta lapangan kerja baru. “Sekarang, kita ciptakan 2,67 juta kesempatan baru, dalam hal ini pengangguran berkurang lagi,” tuturnya dalam diskusi virtual, Selasa (22/3).

Selain berefek pada pengangguran yang semakin meningkat, pandemi Covid-19 juga berakibat pada meningkatnya kemiskinan ekstrim. Tercatat angka kemiskinan naik jadi 10,2%.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Kenaikan PPN Jadi 11% Tak Memberatkan Masyarakat Menengah ke Bawah

Dengan meningkatnya angka kemiskinan tersebut, membuat pemerintah harus memutar jalan, salah satunya dengan memberikan bantuan sosial, dan bantuan lainnya untuk membantu masyarakat miskin. Dengan begitu, perlahan angka kemiskinan terus menurun, dan saat ini menjadi 9,7%.

Maka dari itu, Sri Mulyani menargetkan, dalam dua tahun ke depan, angka kemiskinan dan pengangguran harus turun. Hal ini juga sejalan dengan gambaran pemulihan ekonomi yang semakin pulih.

“Cuma memang, tak bisa dipungkiri masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan. Terlebih, ekonomi belum sepenuhnya pulih, terutama untuk masyarakat menengah bawah,” jelasnya.

Akan tetapi, Sri Mulyani bilang, dirinya akan memanfaatkan harga komoditas yang sedang tinggi, untuk membuka peluang bagi pemerintah dan memanfaatkan kenaikan tersebut dengan berbagai stimulus seperti bantuan desa dan membuka kesempatan kerja yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×