kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Orang Indonesia jangan cuma ngomong di WA


Selasa, 10 Oktober 2017 / 11:59 WIB
Menkeu: Orang Indonesia jangan cuma ngomong di WA


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Jepang pada Minggu (9/10) lalu. Dalam acara yang digelar di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Sri Mulyani sempat membahas mengenai sumber daya manusia Indonesia yang kurang bersaing dengan negara lain.

Menurutnya, orang Indonesia pintar membahas suatu masalah. Tapi yang terpenting sebenarnya bagaimana bisa menyampaikan solusi dengan baik kepada masyarakat, bukan cuma bicara di whatsapp.

"Kita sangat membutuhkan kemampuan mendesain. Banyak orang Indonesia memang ahli dalam membahas masalah. Itu kan artinya banyak ide. Kalau bahas masalah bisa banyak, dalam luas panjang lebar dan tak terbatas, semua ahli membahas masalah. Tapi yang dilakukan dan come-up bisa di-implement jarang. Hanya ngomong di whatsapp saja," kata Sri Mulyani.

Menkeu juga melihat anak-anak di perkotaan sudah mulai pakai iPad. Berbanding terbalik dengan anak-anak pedesaan yang tak ada fasilitas iPad, bahkan masih kesulitan listrik.

"Bagaimana kita bisa deliver dengan baik solusi kalau pendidikan guru tak punya kapasitas bagus?" tanya Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menegaskan, saat ini, pemerintah Indonesia lebih menekankan pada masalah human capital Indonesia. Itu sebabnya, anggarannya jauh lebih besar daripada infrastruktur.

Anggaran pendidikan saat ini mencapai Rp 420 triliun, jauh lebih besar daripada 10 tahun lalu yang hanya sekitar Rp 140 triliun saat Sri Mulyani menjadi Menkeu.

"Digabung dengan kesehatan anggaran menjadi lebih dari Rp 525 triliun. Belum lagi digabung dengan anggaran pengentasan kemiskinan agar keluarga sejahtera, subsidi bagi keluarga miskin, total menjadi lebih dari Rp 600 triliun karena lebih dari Rp 128 triliun bagi masyarakat miskin," kata Sri.

Dengan demikian diharapkan kualitas pendidikan saat ini bisa jauh lebih baik.

"Jadi kalian ini yang ada di Jepang, tugas belajarmu bukan dibayari bapak ibumu tapi melalui APBN dari uang pajak masyarakat. Sebagian memang mungkin dari Jepang pula. Jadi kita bisa berharap Indonesia akan lebih baik lagi dengan pendidikan semakin baik untuk bisa mencapai cita-cita negara yang sejahtera," ujarnya.

Seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa mengaku kepada Tribunnews.com mendapat 170.000 yen per bulan plus uang lainnya.

Selain itu pembelanjaan pemerintah dan investasi memang penting.

"Anggaran kita lebih dari Rp 2.000 triliun bukannya kurang, tetapi terpenting bagaimana bisa membelanjakan dengan baik. Kita prihatin dengan korupsi, juga bagaimana akuntabilitas pengelolaan anggaran. Jadi butuh kemampuan mengelola dan mendesain sebuah solusi agar bisa diterapkan di masyarakat," katanya.


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×