Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengingat konsumsi masyarakat memegang porsi lebih dari 50% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memandang menjaga daya beli masyarakat jadi hal krusial.
Andry bilang, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menjaga pergerakan inflasi, terutama harga pangan dan harga energi. Terlebih selama lima bulan belakangan, inflasi umum disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sebagai dampak dari fenomena kekeringan atau El Niño.
“Sehingga, respons dari pemerintah sangat penting, terutama untuk menjaga suplai pangan untuk menjaga inflasi,” terang Andry kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat ke Rp 15.432 Per Dolar AS, Senin (4/12) Pagi
Sebenarnya, selama ini pemerintah juga telah berupaya dalam menjaga inflasi pangan. Salah satunya, dengan melakukan impor 2,1 juta ton beras seiring dengan kenaikan harga beras.
Meski demikian, dalam beberapa waktu terakhir ada komoditas pangan lain yang mengalami disrupsi suplai, seperti cabai dan bawang merah, sehingga perlu dimonitor lebih lanjut.
Dengan perkembangan tersebut, Andry memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2023 sebesar 3,00% YoY, atau tetap berada di kisaran sasaran BI yang sebesar 2% YoY hingga 4% YoY.
Dia juga mengingatkan, akan ada kenaikan inflasi seiring dengan momen liburan Natal dan Tahun Baru yang biasanya meningkatkan aktivitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News