Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Jumlah negara yang masuk ke jurang resesi semakin bertambah. Terbaru, Australia resmi mengalami resesi setelah ekonominya mengalami kontraksi sebesar 6,3% year on year (YoY) pada kuartal II 2020.
Ini merupakan resesi pertama yang dialami Australia dalam waktu 30 tahun terakhir.
Secara teknikal, resesi perekonomian bisa terjadi kalau pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan. Sementara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengisyaratkan kalau perekonomian Indonesia akan masuk jurang resesi pada kuartal III-2020.
Baca Juga: Sri Mulyani dan Chatib Basri prediksi ekonomi Indonesia bakal masuk resesi
"Di kuartal III-2020, ekonomi kita masih mengalami negative growth, bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral," ujar Sri Mulyani dikutip Kontan.co.id, Kamis (3/9/2020).
Meski kali ini belum resmi resesi, Indonesia pernah mengalami resesi ekonomi pada 1998. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian RI masih tumbuh positif 3,4% pada kuartal ketiga 1997 dan nol persen kuartal terakhir 1997.
Lalu terus turun tajam menjadi kontraksi sebesar 7,9% pada kuartal I 1998, 16,5 persen kuartal II 1998, dan 17,9% kuartal III 1998.
Lantas, seperti apa resesi ekonomi Indonesia di zaman Presiden Soeharto tersebut?
Baca Juga: Menkeu dan mantan menkeu isyaratkan ekonomi Indonesia bakal resesi
Nilai tukar rupiah melemah dari Rp 2.500 ke Rp 16.000
Dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id (26/3/2020), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, saat krisis ekonomi yang terjadi pada 1997/1998, nilai tukar rupiah melemah dari Rp 2.500 per dollar AS menjadi Rp 16.000 per dollar AS pada masa itu.
Jika melihat perbandingan tersebut, maka nilai tukar rupiah melemah hampir delapan kali lipat saat krisis ekonomi 1997/1998.
Anjloknya rupiah secara dramatis, menyebabkan pasar uang dan pasar modal juga rontok, bank-bank nasional dalam kesulitan besar dan peringkat internasional bank-bank besar bahkan juga surat utang pemerintah terus merosot.
Sementara saat ini nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.770 per dollar AS pada Kamis (3/9/2020). Pada Maret, nilai tukar rupiah memang sempat melemah menjadi Rp 16.000 per dollar AS tapi perlahan kembali menguat.
Baca Juga: Resesi Mengadang, Investasi Saham Tetap Menjadi Pilihan Menarik Untuk Jangka Panjang