Reporter: Hans Henricus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indonesia acap kali kecolongan dengan lolosnya kapal-kapal perang Malaysia yang melintas di dalam kawasan blok Ambalat.
Pemerintah mengakui, situasi itu terjadi lantaran minimnya jumlah kapal perang yang beroperasi di wilayah yang hingga kini menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia.
Menteri pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, protes diplomatik yang sudah dilakukan berkali-kali melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) maupun Mabes TNI dirasa tidak cukup.
"Intinya, kita harus menghadirkan lebih banyak kapal supaya kecenderungan mereka untuk masuk dan keluar seenaknya bisa kita kurangi," jelas Menhan di Istana Negara, Rabu (27/5).
Menurut catatan Dephan, saat ini baru ada enam kapal perang yang menjaga kawasan perairan Ambalat. Keenam mesin tempur laut itu adalah KRI Untung Suropati, KRI Tedung Naga, KRI Yos Sudarso, KRI Wiratno dan KRI Soputan.
Selain soal jumlah kapal yang minim, lanjut Juwono, saat ini antara Indonesia dan Malaysia belum mencapai titik temu dalam menentukan batas wilayah laut kedua negara di perairan Ambalat. "Agak sulit menentukan batas wilayah laut tergantung perhitungan GPS yang berlaku," jelas Menhan.
Yang jelas, hingga kini, Indonesia selalu mengajukan protes diplomatik sebagai jawaban jika terjadi pelanggaran kedaulatan di kawasan perairan blok Ambalat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News