kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendag Zulkifli Hasan Optimistis Harga Gandum Mulai Turun Bulan Depan


Rabu, 10 Agustus 2022 / 16:30 WIB
Mendag Zulkifli Hasan Optimistis Harga Gandum Mulai Turun Bulan Depan
ILUSTRASI. Mendag Zulkifli Hasan Optimistis Harga Gandum Mulai Turun Bulan Depan.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengomentari terkait kenaikan harga gandum di pasar dunia. Bahkan saat ini beberapa harga pangan berbahan dasar gandum sudah mengalami kenaikan termasuk mi instan.

Zulkifli menjelaskan, kenaikan ini disebabkan gagal panen gandum di beberapa negara seperti Australia, Kanada, Amerika Serikat dan diperparah penghentian ekspor gandum dari Ukraina.

“Mungkin September trend-nya akan turun, karena Ukraina sekarang sudah mulai jual, Amerika sekarang sukses (berhasil panen),” terang Zulkifli pada wartawan, Rabu (10/8).

Baca Juga: Siap-siap Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Beli Mi Instan, Harganya Naik

Selanjutnya, Zulkifli mengatakan, suplai di beberapa negara sebentar lagi akan membanjiri kebutuhan gandum dalam negeri, sehingga nanti juga akan berpengaruh pada produknya.

“Enggak (tidak akan naik harga), mudah-mudahan nanti kan, ini sudah (melimpah suplai gandum)," tambah Zulkifli.

Berbeda dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyatakan bahwa harga gandum saat ini naik dan akan berdampak pada produk turunannya. Bahkan dia mengatakan harga mi instan akan meningkat tiga kali lipat dalam waktu dekat.

Syahrul juga mengatakan penyebab kenaikan harga gandum karena tertahannya 180 juta ton gandum di Ukraina.

Baca Juga: Harga Mi Instan Bakal Naik Hingga Tiga Kali Lipat, Ini Pemicunya

Syahrul mengatakan, ini jadi salah satu dampak perang antara Rusia dan Ukraina yang belum selesai. Ditambah kondisi konektivitas logistik yang tertahan di banyak negara.

"Belum selesai dengan climate change kita dihadapkan perang Ukraina dan Rusia, di mana di sana gandum tertimbun 180 juta ton, ndak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum besok harganya (naik) tiga kali lipat itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×