Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap baik pengusaha maupun pekerja dapat bekerja sama dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang baik dan membangun perbaikan supply dan demand pasar kerja.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan perbaikan supply and demand pasar kerja dapat dilakukan melalui pemagangan di industri, peningkatan pelatihan kerja serta membangun titik temu soal upah yang adil baik bagi pekerja maupun pengusaha.
"Kondusifitas iklim hubungan industrial yang itu bisa kita tempuh dengan berbagai cara, menerapkan upah adil bagi pekerja dan pengusaha. Sekali lagi upah yang adi bagi pekerja dan pengusaha," tegas Ida dalam Rakernas Kadin Bidang Ketenagakerjaan, Rabu (16/3).
Selain itu, perlu juga jaminan sosial yang tepat fungsi. Kondusifitas iklim hubungan industrial juga memerlukan penguatan dialog sosial bipartit.
Kemenaker mendorong dialog sosial yang dilakukan secara bipartit untuk menyikapi masalah yang ditemui di dunia ketenagakerjaan antara pekerja dan pengusaha.
Baca Juga: Menperin: Industri Otomotif Berkontribusi Menjaga Lingkungan Hijau
"Persoalan rumah tangga itu bisa lebih cepat selesai kalo diselesaikan di rumah tangga, tapi itu akan makin runyam kalau ada pihak ketiga. Orang lain dibutuhkan jika tidak bisa diselesaikan masalah rumah tangga itu," imbuhnya.
Dalam mengakselerasi dan mengintegrasikan supply and demand dari pasar kerja, menghasilkan terobosan yang disebut sembilan lompatan.
Di antaranya, adalah transformasi balai latihan kerja, link and match ketenagakerjaan, transformasi program perluasan kesempatan kerja, pengembangan talenta muda.
"Kenapa pengembangan talenta muda? karena dominasi produk kita adalah generasi milenial dan generasi Z," jelasnya.
Selanjutnya perluasan pasar kerja luar negeri. Dalam perluasan ini pemerintah ingin dorong kesempatan kerja yang selama ini didominasi oleh pasar kerja informal menjadi pasar kerja formal.
Kemudian adanya visi baru hubungan industrial, tranformasi kewirausahaan, reformasi pengawasan ketenagakerjaan, pengembangan ekosistem digital ketenagakerjaan.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pekerja dan pengusaha merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dan saling membutuhkan.
Maka Kadin, sebagai wadah pengusaha Indonesia ingin berkontribusi melalui program yang memberikan solusi dan menjawab tantangan persoalan ketenagakerjaan, terutama soal produktivitas dan kesejahteraan.
“Rakernas Ketenagakerjaan 2022 ini merupakan langkah konkret Kadin Indonesia dalam menjembatani komunikasi tripartit; pengusaha, pekerja dan pemerintah melalui rumusan program kerja. Ini juga bentuk lanjutan dari pertemuan awal tahun sebelumnya antara Kadin dengan serikat-serikat pekerja dalam rangka mencetak pekerja yang kompeten, profesional, kredibel, berkarakter kuat sekaligus yang paling utama, harus sejahtera,” ujar Arsjad.
Baca Juga: Penyerapan Tenaga Kerja Tinggi, LPEI Dorong Perajin Batik Lakukan Eskpor
Kadin Indonesia dapat memainkan peran yang strategis untuk mencapai hal tersebut, salah satunya melalui Program Rumah Ketenagakerjaan Nasional sebagai payung dari semua program kerja yang dirumuskan Kadin Indonesia bersama pemerintah dan organisasi serikat pekerja mitra.
Rumah Ketenagakerjaan Nasional merupakan innovation hub untuk merumuskan peta jalan ketenagakerjaan
nasional untuk kesejahteraan dan keunggulan SDM nasional.
Selain itu, Kadin Indonesia mendorong adanya pelatihan vokasi berbasis riset, inovasi dan IPTEK secara luas di berbagai kota, akan meningkatkan kualitas, skill dan kompetensi pekerja agar sesuai kebutuhan pasar kerja dan dunia industri, terutama menghadapi revolusi industri 4.0, society 5.0 dan green jobs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News