kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memilih bekal pensiun yang tepat agar tak habis di tengah perjalanan


Selasa, 20 Agustus 2019 / 05:30 WIB
Memilih bekal pensiun yang tepat agar tak habis di tengah perjalanan


Reporter: Ferrika Sari, Maizal Walfajri, Tendi Mahadi | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil proyeksi penduduk tahun  2010–2035, Indonesia akan memasuki periode lanjut usia atau lansia (ageing). Pada tahun 2020 sekitar 10% penduduk Indonesia akan berusia 60 tahun ke atas. Struktur ageing population merupakan cerminan semakin tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia. Sejak tahun 2004–2015 Usia Harapan Hidup  Indonesia naik dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030–2035 di 72,2 tahun.

Meningkatnya jumlah lansia menjadi tantangan agar dapat mempersiapkan mereka sehat dan mandiri. Sehingga tak menjadi beban  masyarakat maupun negara dan justru menjadi aset sumber daya manusia yang potensial.  Salah satu sarana menjadi sejahtera di hari tua adalah menyiapkan dana pensiun. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) tak perlu khawatir, karena mereka sudah memiliki fasilitas pensiun dari PT Taspen (Persero). Bahkan BUMN ini menyiapkan alternatif lain jika pensiunan ingin berbisnis melalui program Wirausaha Pintar.  "Program ini terdiri dari seminar dan talkshow yang menghadirkan narasumber pensiunan ASN yang  memiliki usaha, narasumber dari e-commerce dan franchise serta financial planner," kata Manajer Humas Taspen Anne Roosfianti.
 
Nah, para pegawai bisa mengikuti program dana pensiun milik perbankan atau asuransi. "Walaupun masih muda, tapi tidak ada salahnya mempersiapkan dana pensiun sejak dini. Ketika mempersiapkan secara matang, maka masa tua bisa dinikmati dengan tenang tanpa memusingkan biaya hidup ke depan," imbuh  Perencana Keuangan Ahmad Gozali. 
 
Namun, menyiapkan dana pensiun juga harus berhitung masak-masak. Merujuk data Manulife Investor Sentiment Index (MISI)   tahun 2017, sebagian besar masyarakat Indonesia optimistis akan hari tua, sebanyak 57% memiliki ekspektasi akan gaya hidup lebih baik dari saat ini.  Hanya 19% investor yang khawatir kehabisan uang pada masa pensiun nanti.  Meskipun pensiun berada dalam tiga besar prioritas keuangan utama, mayoritas investor hanya menyiapkan dana pensiun kurang dari Rp 100 juta. Notabene akan habis dalam 2 tahun–3 tahun.
 
Setelah menyiapkan portofolio, masyarakat juga harus memilih  perusahaan pengelola dana pensiun dengan berhati-hati.  Wakil Ketua Umum Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Nur Hasan Kurniawan mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam memilih perusahaan pengelola dana pensiun. Pertama, pilih perusahaan yang mempunyai sistem teknologi informasi andal dan mendukung kecepatan dalam keakuratan data. “Sistem teknologi informasi yang belum maksimal perlu menjadi perhatian agar industri dana pensiun tumbuh,” kata Hasan. Kedua, ada sertifikasi direksi, karyawan maupun tenaga pemasar. Ketiga perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang cukup kompetitif. 
 
Alternatif lain menjadi peserta asuransi hari tua. Pekan lalu PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia meluncurkan produk MiFuture Income Protector (MiFIP), untuk nasabah yang menginginkan ketenangan jangka panjang dan tidak terpengaruh pergerakan pasar. "Dengan MiFlP, masyarakat tidak perlu khawatir soal income terutama ketika mereka sudah tidak lagi bekerja," terang Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×