kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Memberdayakan Para Pemulung, Salah Satu Solusi Sirkular Yayasan Surci


Sabtu, 31 Mei 2025 / 15:29 WIB
Memberdayakan Para Pemulung, Salah Satu Solusi Sirkular Yayasan Surci
ILUSTRASI. Larangan Plastik ----- Pemulung mengais barang-barang plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/1KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/01/2019


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi di tengah maraknya limbah.Sustainability for Resource Collectors Initiative (SuRCI), organisasi nirlaba ini mencoba memberdayakan resource collector atau pengumpul sampah (pemulung) melalui solusi sirkular.

Country Manager SuRCI Indonesia, Annisa Fauziah menjelaskan, para pemulung sangat berjasa menjaga lingkungan. Namun sektor pengelolaan sampah sebagian besar masih bersifat non-formal.

"Sebagian besar mereka berasal dari kelompok termarginalkan dan tidak mendapatkan perlindungan sosial yang layak,” ujar Annisa, dalam keterangannya, Sabtu (31/5). .

Menurut catatan Yayasan SuRCI, 3,7 juta orang di Indonesia berprofesi sebagai pengumpul sampah. Dari jumlah itu, 64% dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tidak dijamin dari sisi kesehatan dan keamanan kerjany (42%) karena tidak sanggup membayar.

Yayasan ini juga mencatat pekerjaan pengumpul sampah menjadi nomor 6 paling berbahaya di dunia, karena ada 33 Tingkat cedera fatal dari tiap 100.000 pekerja. “Secara akses, 21% pekerja sulit mengakses ke perangkat teknologi dan internet membuat mereka tidak bisa mengakses informasi dan kesempatan lebih besar,” jelasnya.

Maka, SuRCI menjadi  penghubung pemulung dengan program pendidikan, manfaat sosial, dan peluang, menjadikan mereka pemain kunci dalam ekonomi sirkular. 

Baca Juga: Kelola 15 Ton Sampah per Bulan, Bank Sampah Bukit Berlian Jadi Model Ekonomi Sirkular

Salah satu upaya yayasan ini, menggelar kegiatan pembagian sembako dan temu langsung bersama para pemulung  TPAdi Bantar Gebang, Bekasi, Sabtu (31/5). 

Kegiatan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga membuka ruang dialog SuRCI dengan mereka.  Sebanyak 639 keluarga resource collector yang dikoordinir Ikatan pemulung Indonesia (IPI) hadir. Terdapat 639 paket sembako yang masing-masing berisikan 5 kg beras, 1 liter minyak, dan 1 paket mie instan.

Sebelumnya, SuRCI sudah bergerak di 10 provinsi dan telah memberdayakan lebih dari 4.000 pemulung.  Namun, sebagian besar masih di tingkat pengumpulan sebelum TPA.

Tahun ini, SuRCI menjangkau TPA, dengan pertama kali melakukan pembagian sembako di TPA Suwung, Bali lalu dilanjutkan ke TPA Bantar Gebang yang merupakan TPA terbesar di Indonesia.

Pemberian sembako dipilih, karena memberikan dampak langsung yang bisa dirasakan oleh komunitas sasaran. "Sekaligus membangun kepercayaan antara organisasi dan komunitas, sebagai dasar untuk program-program pemberdayaan yang lebih berkelanjutan di masa depan," terang Annisa.

Selain kegiatan ini, Yayasan SuRCI juga menjalankan berbagai program lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas hidup para pemulung. Seperti program kesehatan dan keamanan kerja, edukasi keterampilan dan literasi, program nutrisi keluarga, dan lainnya.

  

Selanjutnya: 19 Link Twibbon Hari Lahirnya Pancasila 2025 yang Menarik Untuk Sosmed

Menarik Dibaca: Samsung A15 Harga Mei 2025 Hemat Banget, Cocok Buat Semua Kalangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×